Pusat Bahasa Untad Gelar Sosialisasi Studi S2/S3 di Deakin University – Australia

  • Post author:

Kamis (18/5), bertempat di Ruang Senat Rektorat, Pusat Bahasa Universitas Tadulako (Untad) menggelar sosialisasi tentang  studi  S2/S3 di Deakin University dengan menghadirkan Prof Dr  Ismet Fanany ,Ketua Program Bahasa dan Kajian Indonesia dari Deakin University dan Prof Chris Hickey selaku Kepala Bidang Akademik Deakin University

Acara yang bertajuk “Overseas Study Opportunity At Deakin University Australia For Lecturers, Staff  And  Alumni Of Tadulako University” ini  dibuka oleh Kepala Pusat Bahasa Untad, Abdul Kamaruddin  S.Pd, M. Pd Ph.D. Beliau mengatakan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat membantu dosen, staf ataupun alumni Untad yang ingin melanjutkan studi di Australia dalam memperoleh informasi terkait proses melanjutkan studi  S2 maupun S3 di Deakin University.

Dalam kesempatan ini  Prof Chris Hickey menjelaskan mengapa Deakin University bisa menjadi alternatif kampus untuk melanjutkan studi S2 dan S3.

“Deakin University adalah salah satu  universitas terkemuka di Australia dan Dunia. Saat ini menempati urutan 240 di dunia dan memiliki banyak pengalaman dalam menerima mahasiswa Internasional. Selain itu, saat ini Deakin University sudah masuk   dalam  list LPDP, hal tentunya menunjukkan bahwa Deakin telah menjadi Universitas yang diperhitungkan dunia.” Terang Prof Chris Hickey

Selanjutnya dalam pemaparan Prof Ismet Fanany, ia memberikan gambaran tentang studi lanjutan di Deakin University. Dikatakan bahwa  untuk program Ph.D  di Australia rata-rata  telah berbasis riset seratus persen, artinya tidak ada lagi perkuliahan regular dalam kelas  untuk jenjang S3. Persyaratan wajib yang harus dimiliki untuk mendaftar program S3 diantaranya memiliki pendidikan S2 dengan pengalaman riset minimal 25 % dan pernah menerbitkan hasil penelitiannya di jurnal internasional.

Sementara untuk Jenjang S2 terbagi tiga. Pertama Master by Coursework, yang artinya full perkuliahan tanpa riset, kedua Master by Mix mode yaitu yang menggabungkan antara perkuliahan dan riset dan ketiga, Master by Research yang keseluruhanya  merupakan proyek riset atau penelitian tanpa ada perkuliahan sama sekali.  Untuk para dosen yang ingin mengambil studi S2, Prof Ismet Fanany menyarankan agar mengambil Master By Research atau paling tidak Master by Mix Mode, sebab ketika akan melanjutkan ke jenjang S3, syaratnya adalah harus memiliki pengalaman riset pada jenjang pendidikan sebelumnya. Selain itu persyaratan yang tak kalah penting untuk melamar di Deakin University yaitu kemampuan berbahasa inggris yang memadai.

“Salah satu alasan kami bekerja sama dengan Tadulako dan KPTN Kawasan Timur Indonesia adalah untuk membenahi kemampuan berbahasa Inggris yang masih sangat rendah. Meski demikian untuk mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) dari Deakin University tidak harus mencapai nilai tes kemampuan bahasa inggris (IELTS) sesuai dengan standar yang diminta oleh program studi tersebut. Bila disyaratkan Overall Score 6,5 pelamar bisa saja memperoleh LoA meski dengan  nilai 6,0. Akan tetapi ia harus mau mengikuti program pelatihan peningkatan kemampuan bahasa inggris agar sesuai dengan standar yang diinginkan oleh masing-masing program studi yang akan dilamar.” Kata Prof Ismet Fanany

Melalui kerjasama antara KPTN Kawasan timur Indonesia dengan Deakin University maka Dosen, staf dan Alumni Untad  yang telah dinyatakan lolos Conditional Letter di Deakin University akan diberi kesempatan untuk dapat meningkatkan kemampuannya melalui program pelatihan peningkatan bahasa inggris secara intensive selama 10 minggu dengan gratis.  Selain itu mereka juga akan dibantu dalam proses memasukkan lamaran dan penyempurnaan proposal riset.  Adapun beberapa syarat yang harus dipenuhi selain kemampuan bahasa inggris, diantaranya Ijazah dan transkrip Nilai, serta halaman paspor yang memuat informasi pribadi yang juga diperlukan sebagai bukti kewarganegaraan.

Sosialisasi yang dihadiri oleh Dosen, mahasiwa, staf serta alumni ini diakhiri dengan sesi Tanya jawab. 

Penulis : Riska Fitrah Sari/Humas Untad