Pada Jumat (28/04/2023) Siang, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Barat menandatangani Kesepahaman Bersama/MoU terkait Program Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berfokus pada penurunan stunting dan kemiskinan SDM, bertempat di Ruang Rektor Gedung Rektorat Untad.
Dalam penyampaiannya, Nuryamin, S.PT.,MM selaku Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Barat menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kerjasama dengan pihak Universitas Tadulako.
“Dalam memberantas stunting, kami di Provinsi Sulbar selalu berkoordinasi dan bekerjasama dengan pihak Universitas Tadulako. Kerjasama ini penting bagi kami mengingat kasus stunting di Sulawesi Barat yang meningkat hingga di angka 35%. Daerah Pasangkayu menjadi satu-satunya kabupaten yang mengalami penurunan stunting dari 6 kabupaten di Sulbar meskipun belum signifikan membaik. Semoga kerjasama ini akan memberikan hasil yang signifikan bagi Sulawesi Barat dalam menurunkan stunting kedepannya,” ujar Nuryamin yang turut didampingi Perwakilan BKKBN Daerah Pasangkayu dan Mamuju Tengah.
Dikesempatan yang sama, Dr. Muh Rusydi H, M.Si selaku Ketua LPPM Untad menyampaikan bahwa saat ini, Untad telah ditunjuk sebagai koordinator dalam penurunan stunting Wilayah Sulawesi oleh BKKBN Pusat.
“Untad pada bulan lalu telah dipercayakan oleh BKKBN Pusat untuk menjadi bagian Perguruan Tinggi Peduli Kependudukan dengan menjadi salah satu koordinator daerah Sulawesi untuk menuntaskan stunting dan kemiskinan SDM. Untuk tahun 2023 ini, Untad juga menjadi PIC bagi 7 provinsi dalam menuntaskan kemiskinan SDM kedepannya. Sehingga kami dengan tangan terbuka bersama Sulawesi Barat untuk menurunkan angka stunting dll. Selain telah menyebar di berbagai kabupaten di Sulawesi Tengah, Mahasiswa KKN Untad dengan program penurunan stunting nantinya akan turun juga ke daerah di Sulawesi Barat dengan misi yang sama,” papar Dr. Rusydi.
Pada kesempatan lainnya, Prof. Dr. Ir. Amar, ST.,MT.,IPU.,ASEAN Eng selaku Rektor menuturkan bahwa program penurunan stunting memerlukan pendampingan yang berkelanjutan dari berbagai pihak.
“Penurunan Stunting perlu di implementasikan dengan pendampingan yang berkelanjutan melalui sistem tematik, mengingat tantangan ini termasuk dalam program SDG’s yang perlu kerjasama yang tak hanya dengan pemerintah, melainkan bersama-sama dengan perguruan tinggi. Oleh karena itu, kerjasama ini menjadi salah satu bentuk pengabdian kita kepada masyarakat agar stunting dan kemiskinan SDM dapat diturunkan bersama,” ujar Prof. Amar.
Usai sambutan, acara kemudian dilanjutkan dengan penandatangan MoU antara Untad dan BKKBN Sulbar yang diakhiri dengan penyerahan cendramata dan sesi foto bersama. AA