Untad Gelar Rapat Koordinasi Penjaminan Mutu dan Pembelajaran Perguruan Tinggi se-Sulawesi Tengah

  • Post author:

Universitas Tadulako (Untad) melalui Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Penjaminan Mutu dan Pembelajaran Perguruan Tinggi se-Sulawesi Tengah pada Kamis, 24 Juli 2025, bertempat di Ruang Senat Fakultas Teknik Untad. Kegiatan ini menjadi forum strategis untuk mempererat sinergi antarperguruan tinggi di wilayah Sulawesi Tengah dalam bidang penjaminan mutu dan pembelajaran.

Rapat koordinasi ini merupakan inisiatif LPMPP Untad sebagai respons atas permintaan LLDIKTI Wilayah XVI agar Universitas Tadulako, sebagai universitas terbesar di Sulawesi Tengah, berbagi pengalaman dan praktik baik kepada perguruan tinggi lain di wilayah tersebut. Acara ini dihadiri oleh Rektor dan Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Tadulako, Kepala LPMPP Untad, para kepala pusat penjaminan mutu (Puspang) di lingkungan LPMPP, para Ketua Penjaminan Mutu Fakultas dari 12 fakultas dan Pascasarjana, serta tamu dari 25 perguruan tinggi, baik universitas, sekolah tinggi, maupun akademi, meskipun beberapa tidak hadir karena kendala teknis pada data PD Dikti atau website.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Ir. Amirudin Kade, M.Si selaku Sekretaris LPMPP Untad, menyampaikan bahwa penjaminan mutu harus dimulai dari tingkat yang paling dasar, yaitu program studi. Ia menegaskan bahwa akreditasi institusi tidak dapat dicapai dengan optimal apabila masih terdapat prodi yang belum memenuhi standar akreditasi, atau jika laporan PD Dikti belum lengkap. Ia juga menggarisbawahi pentingnya digitalisasi dokumen akreditasi, karena sistem saat ini telah berbasis daring dan tidak lagi relevan jika masih mengandalkan dokumen fisik yang berpindah-pindah tempat.

Prof. Amirudin juga menyinggung integritas para asesor yang menurutnya tidak bisa diintervensi dan akan menilai berdasarkan kondisi nyata di lapangan. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar semua pihak bersungguh-sungguh dalam menyiapkan dokumen sejak awal, bukan saat asesor sudah akan datang. Di tengah proses yang penuh tantangan, ia menyebut peserta rapat ini sebagai “ahli dokumen” yang bekerja keras menyusun berbagai berkas penting mulai dari renstra hingga laporan operasional, meskipun seringkali tanpa tambahan honor.

Ia juga menyampaikan harapan agar forum ini menjadi sarana untuk saling mengenal dan menjalin koordinasi yang berkelanjutan. Bahkan, inisiatif pembentukan grup WhatsApp antarpenanggung jawab mutu menjadi langkah awal memperkuat jejaring komunikasi. Dalam konteks partisipasi, disebutkan bahwa beberapa kampus seperti Universitas Kristen Tentena dan Tomika Banggai turut hadir, sementara Universitas Abdul Aziz Lamajido dan Universitas Sintu Maroso belum dapat mengirim perwakilan. Untuk ke depannya, Prof. Amirudin mengusulkan agar kegiatan ini menjadi agenda tahunan yang dapat dilaksanakan secara bergilir di berbagai wilayah Sulawesi Tengah.

Sebagai penutup, Prof. Amirudin menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, khususnya Rektor, Wakil Rektor, Kepala LPMPP, serta Dekan Fakultas Teknik yang telah menyediakan tempat. Ia juga memohon maaf apabila terdapat kekurangan selama pelaksanaan kegiatan dan berharap agar pertemuan ini membawa manfaat nyata bagi peningkatan mutu pendidikan tinggi di wilayah ini.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Rektor Universitas Tadulako, Prof. Dr. Ir. Amar, ST., MT., IPU., ASEAN Eng. Dalam arahannya, Rektor menyampaikan bahwa akreditasi merupakan bentuk penghargaan atau hadiah yang diberikan kepada institusi yang secara konsisten melakukan perbaikan. Akreditasi tidak dapat direkayasa, karena para asesor memiliki kemampuan untuk menilai kondisi riil di lapangan, bukan hanya berdasarkan dokumen tertulis. Ia mengibaratkan proses asesmen seperti seorang pasien di rumah sakit yang dinilai langsung oleh dokter, sehingga perguruan tinggi pun harus memahami kondisi mahasiswanya secara menyeluruh.

Lebih lanjut, Rektor menekankan bahwa pengembangan institusi sangat bergantung pada kekompakan kerja, komitmen pimpinan, serta kesiapan dalam segala aspek, termasuk hal-hal kecil seperti kebersihan lingkungan kampus. Kepercayaan diri dalam menghadapi proses akreditasi hanya bisa muncul jika persiapan dilakukan secara matang. Rektor juga menggarisbawahi pentingnya tata kelola yang baik, pemanfaatan teknologi informasi, dan penataan dokumen secara sistematis, baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy.

Dalam kesempatan itu, Rektor juga berbagi tentang pengalaman Universitas Tadulako dalam meraih Akreditasi Unggul pada Februari 2024, sebuah pencapaian penting setelah melalui berbagai tantangan, termasuk pemulihan pasca-bencana gempa. Meskipun belum mencapai 50% prodi dengan status unggul, Untad terus berkomitmen untuk melakukan perbaikan berkelanjutan, termasuk mempersiapkan akreditasi internasional bagi lima program studi pada Oktober mendatang.

Rektor menutup sambutannya dengan mendorong pentingnya kolaborasi dan kemitraan antarperguruan tinggi, karena menurutnya, bahkan universitas besar di dunia pun selalu bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Ia menyatakan kesiapan Untad untuk membantu kampus lain dalam menyukseskan proses akreditasi. Forum ini, menurutnya, adalah wadah berbagi praktik baik yang perlu dilanjutkan secara reguler, setidaknya setiap dua atau tiga bulan sekali. AA