Sebagai Perguruan tinggi berstatus Badan Layanan Umum (BLU), Universitas Tadulako (Untad) terus meningkatkan pendapatan dari berbagai sumber untuk mendukung peningkatan pelayanan Tri Darma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut atas perjanjian kerjasama yang sebelumnya telah dilakukan, rektor Untad, Prof Dr Ir Mahfudz MP beserta Wakil Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama, Prof Dr Ir Amar ST MT , Kepala LPPM Untad, Dr M Rusydi, M. Si dan Sekretaris LPPM, Dr Ir Ramlan MP melakukan kunjungan ke pihak pertamina pada Jumat (4/12). Dalam kunjungan tersebut, rektor Untad dan jajarannya diterima oleh Jonathan Prastono selaku pihak dari PT Pertamina Persero.
Pertemuan tersebut membahas tentang penguatan kerjasama terkait pembangunan Pertashop yang rencananya akan dibangun di lingkungan Universitas Tadulako. Pertashop sendiri merupakan lembaga penyalur Pertamina skala kecil yang disiapkan untuk melayani kebutuhan konsumen BBM Non Subsidi, LPG Non Subsidi dan produk Pertamina Ritel lainnya yang tidak atau belum terlayani oleh lembaga penyalur Pertamina lain. Skema Bisnis Pertashop ini terbagi dua yaitu Skema Company Owned Company Operated (COCO) dan Company Owned Dealer Operated ( CODO). Skema COCO artinya Biaya Investasi dan Biaya Operasi oleh MITRA . Sementara Skema CODO berarti Biaya Investasi berasal PT. Pertamina dan Biaya Operasi MITRA. Prof Amar dalam penjelasannya mengemukakan bahwa Untad sebagai Mitra Pertamina dalam hal ini menggunakan skema bisnis CODO.
“Jadi Pertashop ini seperti SPBU mini yang resmi bermitra dengan Pertamina. Tujuannya yaitu untuk memenuhi kebutuhan institusi dan masyarakat sekitar. Nantinya Harga yang dijual di Pertashop tetap sama dengan BBM yang dijual di SPBU Pertamina. Namun untuk saat ini , rencananya Pertashop Untad yang akan dibangun hanya akan menjual BBM Non Subsidi seperti Pertamax, karena memang program Pertashop ini merupakan kiat dari PT Pertamina untuk menggalakan penggunaan BBM Non Subsidi.” kata Prof Amar
Lebih lanjut beliau menerangkan bahwa untuk pasokan BBM dalam Pertashop akan tetap dipasok langsung dari Pertamina sama seperti di SPBU Pertamina pada umumnya. Untad hanya perlu menyediakan lahan serta pengelolanya. Adapun pembangunan Pertashop ini membutuhkan lokasi sebesar 150 M2.
“Untuk lokasinya masih akan nanti kita lihat di lokasi mana yang strategis, ada beberapa alternative lokasi yang nantinya akan d iberikan kepada pihak pertama yang nantinya akan disurvey oleh pihak Pertamina” terang Prof Amar.
Bila seluruh proses tahapan penyelenggaraan Pertashop ini dilakukan ,Universitas Tadulako nantinya akan menjadi Perguruan Tinggi Pertama di Indonesiaa yang mengelola Pertashop.