Tepat setahun peristiwa bencana alam Gempa, Tsunami dan Likuifaksi yang menimpa Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu pada September 2018 yang lalu, Prodi Fisika dan Prodi Teknik Geofisika, Jurusan Fisika – Fakultas Ilmu Matematika & IPA Untad pada Sabtu (28/09/2019) pagi menggelar Seminar Nasional Fisika yang mengangkat tema “ Bencana Alam dari Prespektif Sains ” bertempat di Conference Room Media Center Untad.
Seminar yang dibuka langsung oleh Prof. Dr. Amar, ST., MT selaku Wakil Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama menghadirkan beberapa narasumber yang ahli di bidangnya di antaranya Perwakilan Gubernur Sulawesi Tengah, Dr. Daryono, S.Si.,M.Si selaku Kepala Bagian Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Andri Dian Nugraha, S.Si.,M.Eng selaku Kepala Himpunan Ahli Geologi, Suratman Natayuda, M.Si selaku Ahli Material Sains serta Dr. Muhammad Rusydi H., M.Si selaku Kepala LPPM Untad.
Dalam seminar tersebut, salah satu pemateri, Dr. Daryono, S.Si.,M.Si selaku Kepala Pusat Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami (BMKG) menuturkan bahwa Pulau Sulawesi sendiri memiliki lebih dari 45 segmen sesar yang aktif. Berdasarkan data historis gempa kuat dan tsunami di pulau Sulawesi, telah terjadi 68 kali gempa yang kuat (25 tsunami dan 43 tidak menimbulkan tsunami).
Untuk wilayah Palu, Sigi dan Donggala sendiri, telah terjadi 16 kali gempa kuat dan 9 kali tsunami sejak tahun 1904 sampai 2018. Jika di teliti lebih lanjut, hitungan kasar pengulangan tsunami terjadi dalam 114 tahun terakhir sebanyak 9 kali yang artinya tsunami terjadi setiap 12,6 tahun di wilayah PaSiGala secara acak sepanjang 114 tahun.
Selain pemaparan materi, acara Seminar Nasional Fisika 2019 turut mempresentasikan 41 Makalah yang nantinya akan di publikasikan pada jurnal International Q3 dan terindeks Scopus. Seusai Seminar, acara kemudian dilanjutkan dengan Geo-Wisata pada Minggu (29/09/2019) Pagi ke lokasi-lokasi pasca bencana yang di pandu oleh Drs. Abdullah, M.T sebagai pakar Kebencanaan Sulteng. AA