Dalam rangka meningkatkan pengembangan riset dan kerjasama Internasional, Universitas Tadulako kembali menggelar kerjasama Internasional bersama AMINEF Fulbright USA dengan mengadakan Training Course On Palm Of Sulawesi pada 23 – 24 Januari bertempat di Media Center Untad dan Danau Tambing Kabupaten Poso.
Dalam sambutannya, Prof. Ir. Andi Lagaligo Amar. MSc.,Agr.,PhD selaku Wakil Rektor Bidang Perencanaan & Pengawasan Untad menyambut hangat Dr. Andrew Henderson asal New York Amerika Serikat.
“ Dr. Andrew Anderson merupakan sosok yang sudah familiar dan terasa istimewa karena sudah cukup lama bekerjasama dengan Universitas Tadulako. Kami ucapkan selamat datang kembali di Kota Palu. Beliau merupakan peneliti yang ahli mengenai tumbuhan palm dan telah mengunjungi berbagai negara di seluruh dunia untuk meneliti tumbuhan palm, saat ini Dr. Andrew berkesempatan untuk melakukan riset di Sulawesi Tengah. Daerah kita adalah rumah biodiversitas yang sangat kaya. Oleh karena itu, kegiatan ini mampu di manfaatkan oleh peserta training sebaik baik nya. Melalui kesempatan ini pula, kami ucapkan terima kasih untuk Kepala International Office, Prof. Marsetyo dan Prof. Ramadhanil selaku Ketua Panitia yang telah berupaya dengan maksimal untuk menyelenggarakan acara yang akan di gelar selama dua hari kedepan.” Ujar Prof. Andi dalam sambut nya.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Ir Marsetyo, M.Sc.Ag., Ph.D selaku Kepala International Office memaparkan tujuan di selenggarakan nya Training Course on Palm di Sulawesi Tengah.
“ Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperkuat kerjasama Internasional antara Untad dengan New York botanical garden sekaligus Penguatan kapasitas Akademisi Untad di bidang Palm sehingga semakin banyak pakar mengenai palm asal Universitas Tadulako. Kegiatan hari ini merupakan kolaborasi antara FMIPA Untad dengan International Office Untad bersama AMINEF Fulbright USA dan New York Botanical Garden. Kegiatan akan banyak mengkaji aspek aspek identifikasi dan topik ini sangat menarik karena Sulawesi Tengah banyak memiliki keunikan dari segi geografis karena berada di garis Wallace dimana banyak tumbuhan endemik yang tumbuh disini. Melalui pelatihan selama 2 hari ini dapat mengkaji lebih mendalam bersama pakar di bidang palm, Dr. Andrew dari New York Botanical garden.” Jelas Prof. Marsetyo.
Pada Training Course on Palm di hari pertama, Dr. Andrew memaparkan tentang potensi tumbuhan Palm di Sulawesi Tengah.
“ Indonesia adalah negara penghasil palm oil terbesar di dunia. Palm oil adalah bahan dasar untuk pembuatan bahan makanan dan juga minyak yang digunakan dalam memproduksi coklat, biskuit bahkan untuk bahan bahan kosmetikseperti sabun, lipstik, deterjen dsb. Selain itu, Kelapa adalah tumbuhan popular yang tumbuh di lebih dari 90 negara dan Indonesia adalah negara penghasil produk hasil kelapa terbesar di dunia. Sehingga penting untuk meneliti dan meriset tumbuhan palm lebih jauh.” Jelas Dr. Andrew.
Usai training pada hari pertama, peserta kemudian berangkat menuju Danau Tambing keesokan harinya untuk melihat langsung lokasi perkembangan pertumbuhan palm di sana.
Ditemui di lokasi penelitian, Prof. Dr. Ramadanil Pitopang selaku ketua Panitia sekaligus Wakil Dekan Akademik FMIPA Untad menuturkan secara lengkap acara Training Course On Palm Of Sulawesi.
“ Training kali ini merupakan wadah untuk memperkenalkan kepada peserta keanekaragan tumbuhan jenis palm yang terdiri atas kelompok rotan dan pinang. Kegiatan ini merupakan riset bersama antara Untad dan New York Botanical garden. Sulawesi di kenal sebagai salah satu pulau biodiversity bahkan ada beberapa jenis palm yang hanya tumbuh di Sulawesi (endemik), namun masih banyak yang belum teridentifikasi keberadaannya yang menurut para ahli ada sekitar 60 % jenis palm endemik yang tumbuh di sulawesi khususnya Sulawesi Tengah. Terdapat lebih dari 30 spesies rotan dan palm. Saat ini ada 10 jenis palm baru yang diduga belum teridentivikasi sebelumnya.” Jelas Prof. Ramadhanil.
Beliau turut menuturkan bahwa Dr. Andrew adalah peneliti spesifik palm taksonomi asal New York Botanical Garden dengan pengalaman penelitian di seluruh dunia. Pada Oktober 2017, tim Prof. Ramadhanil menemukan salah satu jenis palm baru dan diberi nama “calamus tadulakoensis” yang di temukan di daerah Luwuk yang telah di submit dalam bentuk jurnal yang siap untuk di publish.
Acara training yang diikuti oleh mahasiswa Untad, Balai Nasional Lore Lindu, Akademisi Untad di sponsori oleh AMINEF Fulbraight USA. AA