Jurusan Farmasi FMIPA Untad Produksi Hand Sanitizer Ekstrak Daun Kelor Untuk Cegah Penyebaran Covid – 19

  • Post author:

Pandemi Virus corona atau Covid-19 kian meluas secara global yang korbannya kian meningkat setiap hari. Berbagai cara telah dilakukan masyarakat agar tidak terpapar virus tersebut dengan menjaga imunitas dan juga kebersihan tubuh serta lingkungan. Cairan antiseptik atau disenfektan menjadi salah satu pencegah penularan covid-19 dan efektif membunuh kuman sehingga berpengaruh pada ketersediaan hand sanitizer di pasaran. Situasi ini tentu berpengaruh pada kenaikan harga Hand Sanitizer yang semakin melambung tinggi dan semakin sulit untuk didapatkan.

Melihat kondisi tersebut, Jurusan Farmasi FMIPA Untad berinisiatif untuk memproduksi Hand Sanitizer yang mengandung ekstrak daun Kelor atau Moringa yang dapat mencegah penyebaran virus kian meluas dengan melibatkan formulator pembuat Hand sanitizer diantaranya Evi Sulastri, S.Si, M.Sc., Apt, yang dibantu oleh Nur Aanisah, S.Si., Apt. dan Asriana Sultan, S.Farm, M.Si., Apt. Penambahan ekstrak daun kelor telah teruji bersifat antibakteri sehingga dapat menambah daya kerja desinfektan handsanitizer.

Saat ini, Jurusan Farmasi FMIPA telah memproduksi 60 botol hand sanitizer yang diperuntukan untuk kalangan kampus sehingga tidak diperjual belikan di pasaran. Produksi ini bertujuan sebagai kesiapsiagaan untuk mengatasi penyebaran virus Corona (Covid-19). Selaku Ketua Jurusan Farmasi, apt. M. Sulaiman Zubair, S.Si., M.Si., Ph.D berharap dengan adanya produksi  hand sanitizer ini dapat menekan penyebaran wabah terutama dalam lingkungan kampus.

“ Harapannya semoga penyebarannya tidak meluas di Palu dan khususnya di area kampus. Produk Hand Sanitizer nantinya akan diupayakan untuk dapat tersalurkan secara menyeluruh di kampus dan sekitarnya.” Tambah Ketua Jurusan Farmasi.

Dikesempatan lainnya, Jamaluddin, S.Far.,M.Si selaku Akademisi Jurusan Farmasi Untad menuturkan tantangan dalam memproduksi Hand Sanitizer.

” Untuk saat ini kami kehabisan pasokan alkohol 96% sehingga kami belum memproduksi lagi dan memang kendala sekarang adalah bahan baku alkohol yang sudah sangat susah diperoleh dan kalaupun ada, harganya sudah tidak wajar. Untuk saat ini kami hanya membuatkan yang punya alkohol sendri dan kami buatkan dengan bahan campuran lain sesuai standar WHO dan kami gratiskan (bahan baku dari orang lain dan bahan campurannya dari kami yang membuatkan). Sejauh ini produk Hand Sanitizer sudah kami salurkan lewat para dosen dari fakultas lain untuk di bagikan ke keluarga dan tetangga mereka.” Ujar Jamaluddin, S.Far.,M.Si selaku Akademisi Jurusan Farmasi. AA