PALU – Pada penghujung tahun 2014, Universitas Tadulako (Untad) kembali menggelar kegiatan Rapat Koordinasi Akhir Tahun. Bagi Rektor Untad, Prof Dr Ir Muhammad Basir Cyio SE MS, kegitan tersebut merupakan bentuk refleksi dalam menjalani tahun sebelumnya sekaligus untuk mempersiapkan diri memasuki tahun 2015.
Dalam arahannya, Rektor mengungapkan bahwa daya serap anggaran dalam setiap Unit yang ada di lingkungan Untad cukup lambat. Itu yang harus diperbaiki di tahun mendatang.
Rektor juga mengatakan bahwa pada masa mendatang, pimpinan setiap unit diharapkan lebih mengedepankan transparansi, akuntabiitas serta nilai-nilai kepatutan. Dimulai dari hal yang kecil, termasuk pada DIPA (Daftar Isian Penggunaan Anggaran) yang akan dikelola setiap unit di lingkungan Untad.
“DIPA bukanlah hal yang rahasia, karena kalau DIPA juga diaanggap rahasia negara, apa yang mau dirahasiakan dari uang negara itu?,†ungkapnya.
“Warek Biduk (Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Untad) wajib memperlihatkan DIPA karena tidak ada lagi yang perlu dirahasiakan di situ,†tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut juga Rektor berbagi apa yang dirasakannya dalam menghadapi setiap persoalan yang terjadi pada universitas yang dipimpinnya saat ini. “Apa yang kami rasakan tidak perlu bapak dan ibu rasakan, curhat ini agar supaya bapak dan ibu tahu saja. Jadi Rektor itu kelihatannya enak, tapi dibalik semua itu, curhat ini menjadi hal yang sangat berharga terutama bagi calon pemimpin Untad di masa mendatang,†lanjutnya.
Persoalan adanya indikasi dana Persatuan Orang Tua Mahasiswa (POTMA) pada Prodi Kedokteran yang mencuat dan menyebut-nyebut keterlibatan dirinya, dikatakan Retor sebagai pengalaman paling berkesan.
“Kalau Koes Plus ada lagu Kisah Sedih di Hari Minggu, Chrisye ada lagu Kisah Kasih di Sekolah, disini ada Kisah Sedih karena Isu Dana POTMA. Masalah ini yang paling berkesan tetapi membuat kita dalam menjalani hidup ini semakin hati-hati, semakin kokoh dalam menghadapi setiap dinamika,†papar Rektor dengan gayanya yang renyah.
Saat ini untuk mengantisipasi terulangnya masalah serupa, Untad menurunkan Sistem Pengawasan Intern (SPI) Untad ke setiap Unit yang dimulai dari Prodi Kedokteran Fakultas Kedoteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK). Baginya, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut agar permasalahan serupa tidak menjalar ke unit lain.
“Siapa tahu memang ada penyelewengan di dalamnya, kalau memang tidak ada kami akan melaporkan bahwa tidak ada masalah sesuai dengan hasil pemeriksaan SPI, taapi kalau ada masalah, juga kita akan laporkan,†terangnya.
Untuk itu Rektor mengajak semua pimpinan unit yang hadir pada kesempatan tersebut untuk lebih berhati-hati dalam pengelolaan anggaran pada masing-masing unit yang dipimpinnya, khususnya bagi penggelola anggaran dalam setiap unit.
Kegiatan yang di langsungkan di gedung Media Center Untad pada 24 Desember 2014 tersebut dihadiri oleh seluruh wakil Rektor dan sejumlah pimpinan unit yang ada di lingkungan Untad.(hn)