Universitas Tadulako (Untad), bekerja sama dengan Balai Wilayah Sungai Sulawesi III (BWSS III), melaksanakan kegiatan pelepasan benih ikan di embung pendidikan yang diberi nama “Rano Tadulako”, berlokasi di kawasan kampus Untad, pada Selasa (20/05/2025). Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor Untad, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kepala UPA Sumber Daya Hayati, Sulawesi, serta perwakilan dari BWSS III. Pelepasan benih ikan ini menjadi langkah awal pemanfaatan embung sebagai fasilitas unggulan untuk mendukung kegiatan pendidikan, penelitian, dan konservasi di lingkungan kampus.
Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Amar, ST., MT., IPU., ASEAN Eng. menyampaikan bahwa kehadiran embung pendidikan ini merupakan wujud kontribusi dari BWSS III. “Embung yang kami beri nama Rano Tadulako ini merupakan kolam retensi air yang berfungsi sebagai penyedia air baku. Selain itu, embung ini juga dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan Tridharma perguruan tinggi, khususnya di bidang perairan. Dengan fasilitas yang lengkap, seperti sistem pengairan, mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu seperti perikanan, teknik, dan lainnya dapat melaksanakan praktik langsung tanpa harus pergi jauh dari kampus,” jelasnya.
Rektor juga menyoroti kapasitas dan fungsi multifungsi embung tersebut. “Alhamdulillah, kapasitas embung ini sangat besar, mampu menampung sekitar 12.000 liter air. Selain untuk penelitian, embung ini juga dapat difungsikan sebagai tempat rekreasi dan outbound mahasiswa. Harapannya, kawasan ini tidak hanya dimanfaatkan oleh civitas akademika Untad, tetapi juga oleh masyarakat umum. Ini menjadi embung kedua di kawasan timur Indonesia setelah Universitas Hasanuddin, dengan desain unik berbentuk kacamata yang telah kami patenkan dalam bentuk buku karya tulis,” paparnya.
Lebih lanjut, embung ini dirancang tidak hanya untuk kepentingan akademik, tetapi juga sebagai kawasan edukatif, rekreatif, dan konservatif. “Kami berharap pemanfaatan embung ini terus dikembangkan. BWSS III akan menyempurnakan pembangunannya, termasuk area pelataran untuk kegiatan outbound, penghijauan, dan ruang bagi UMKM. Tempat ini diharapkan menjadi destinasi edukatif bagi masyarakat yang ingin mengenal lebih dekat Universitas Tadulako,” tambahnya.



Rektor juga mengungkapkan rencana pengembangan kawasan sekitar embung. “Luas embung ini sekitar 550 x 50 meter, dengan total area mencapai lebih dari 1 hektare. Di sisi embung, akan dibangun Nalodo Research Center sebagai bagian dari UPA Sumber Daya Hayati Sulawesi. Di sana akan dikembangkan tanaman dan satwa endemik, menjadikan kawasan ini sebagai laboratorium hidup yang mendukung pendidikan dan pelestarian,” jelasnya.
Terkait desain embung berbentuk kacamata, Rektor menyampaikan makna filosofis di baliknya. “Desain kacamata melambangkan visi Untad untuk memandang lebih jauh ke depan dalam bidang pendidikan. Desain ini adalah hasil orisinal dari civitas akademika Untad dan telah kami daftarkan untuk HAKI. Rencananya akan diluncurkan pada Dies Natalis Untad ke-44,” ujarnya.
Dalam kegiatan pelepasan ikan, Rektor menjelaskan jenis ikan yang ditebar dan rencana pengembangan biota air. “Kami menebar sekitar 200 ekor ikan mujair dan ikan nila. Ke depan, kami juga akan menambahkan ikan sidat dan spesies lokal endemik Sulawesi sebagai bagian dari program ‘center of excellence’ Untad,” ungkapnya.
Embung ini juga terbuka untuk masyarakat umum. “Siapa pun boleh berkunjung, dengan syarat menjaga kebersihan. Namun perlu diingat, kedalaman embung mencapai lebih dari 2 meter dan akan ditambah menjadi 3 meter. Maka dari itu, anak-anak harus diawasi secara ketat,” tegas Rektor.
Fasilitas pendukung embung pun terus dikembangkan. “Minggu depan kami akan mengadakan uji coba aktivitas dayung, kano, dan perahu karet. Akan dibuat juga spot-spot foto Instagramable. Sumber air embung berasal dari air tanah dan air baku dari daerah Poboya, yang diangkat menggunakan tenaga surya dari sumur sedalam hampir 200 meter. Di tengah embung akan dibangun jembatan penghubung dengan panggung besar, serta taman di sekitarnya yang bisa digunakan untuk teater terbuka dan kegiatan lainnya, termasuk senam,” pungkasnya.
Pembangunan Embung Pendidikan Rano Tadulako merupakan hasil kolaborasi antara Universitas Tadulako dan BWSS III, dengan dukungan penuh dari Kementerian PUPR. Embung ini diharapkan menjadi fasilitas unggulan yang tidak hanya berfungsi sebagai kolam retensi air dan konservasi sumber daya air, tetapi juga sebagai sarana pendidikan, penelitian, edukasi, rekreasi, dan konservasi lingkungan yang memberikan manfaat luas bagi civitas akademika dan masyarakat sekitar. (Jihan/RFS)