Melimpahnya limbah tongkol jagung di wilayah Kabupaten Sigi yang kerap kali terabaikan, Inisiatif datang dari Tim Mahasiswa/i Untad untuk mengolah limbah tersebut menjadi sesuatu bernilai ekonomi dan inovatif dengan melalui wadah usaha, “JaaFarm”.
Inisiatif berasal dari tim yang terdiri atas Umi Wahyu Wigati (Ketua, E28121019) bersama tiga anggotanya: Ummi Ijtihad (E28121030), Fatih Moh. Haiqel (E28121419), dan Hilman (E28122243). JaaFarm menjalankan budidaya jamur janggel sebagai bentuk inovasi pemanfaatan limbah sekaligus pemberdayaan ekonomi lokal.
JaaFarm tercetus berdasarkan banyaknya tongkol jagung sisa panen yang kurang dimanfaatkan. Tim JaaFarm menemukan bahwa janggel (tongkol jagung) dapat diubah menjadi media alami yang ideal bagi pertumbuhan jamur janggel. Jamur ini merupakan jenis jamur konsumsi dengan potensi sebagai alternatif sumber protein pengganti daging. Melalui pemanfaatan limbah ini, JaaFarm mengubah tantangan lingkungan menjadi peluang usaha.
Adapun Produk yang dihasilkan:
- Jamur janggel
Jamur janggel adalah salah satu jenis jamur konsumsi yang dapat diolah menjadi makanan dan bisa digunakan sebagai pengganti daging. Jamur ini biasanya tumbuh secara alami di bonggol/janggel jagung.
2. Campuran media janggel
Campuran media janggel adalah produk praktis untuk berbudidaya jamur janggel
Di tahun 2024, JaaFarm berhasil meraih pendanaan dari Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW), sebuah pengakuan atas potensi bisnis dan inovasi yang mereka tawarkan. Selain itu, JaaFarm juga turut serta dalam ajang Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo ke-XV di Universitas Halu Oleo, Kendari, di mana mereka memperoleh penghargaan Juara Harapan 2 pada kategori budidaya di KMI Award. Prestasi ini menjadi motivasi bagi tim JaaFarm untuk terus mengembangkan usaha dan memberi manfaat bagi masyarakat. AA