Bertempat di Aula Fakultas Peternakan & Perikanan Untad, acara Pelepasan Mahasiswa dalam rangka Program Bertani Untuk Negeri digelar pada Selasa (13/09/2022) Pagi. Peserta berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia seperti Politeknik Negeri Lampung, Universitas Andalas, Universitas Borobudur, Universitas Bengkulu, Universitas Brawijaya, Uni Cokroaminoto Palolo, Uni Djuanda Bogor, Uni Hasanuddin, Uni Islam Malang, Uni Jambi, Uni Jember, Uni Jendral Sudirman, Uni Katolik Santo Thomas, Uni Muhammadiyah Jakarta, Uni Mulawarman, UMI, Uni Palangkaraya, UMU, UNTAD, Uni Udayana, Uni Jendral Sudirman, Uni Padjajaran, Uni Pembangunan Nasional Veteran Jatim, Uni Sultan Ageng Tirtayasa, Uni Suryakancana dll.
Dalam penyampaiannya, Yahya Djanggola selaku Ketua Yayasan Edu Farmers International menuturkan bahwa sebanyak 49 mahasiswa akan dilepas di dua kabupaten di Sulteng untuk membantu para petani dalam meningkatkan produk pertaniannya.
“ Peserta program Bertani Untuk Negeri memiliki misi utama untuk meningkatkan pengetahuan para petani dampingan, memperbaiki manajemen operasional yang diterapkan di usaha tani sampai akhirnya meningkatkan produktivitas dari petani dampingan mereka. Hari ini kami akan melepas 49 Mahasiswa aktif dari berbagai kampus di Indonesia di dua kabupaten yakni Sigi dan Donggala khusus untuk petani jagung dan hortikultura. Sebanyak 20 peserta akan membantu 60 petani dalam mengelola 57 Ha Lahan dan 29 peserta akan membantu 99 petani dalam mengelola 86,75 Ha Lahan.” Ujar Yahya Djanggola.
Dikesempatan yang sama, Dr. Lukman Nadjamuddin, M.Hum selaku Wakil Rektor Bidang Akademik Untad menuturkan maksud dan tujuan program MBKM menyelenggarakan Bertani Untuk Negeri untuk diikuti para Mahasiswa.
“ Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendekatkan mahasiswa dengan dunia nyata karena selama ini lebih banyak berinteraksi dengan teori-teori dan narasi, sementara kurang bersentuhan dengan dunia nyata, maka dari itu kementrian pendidikan mengharapkan mahasiswa tidak hanya dibekali dengan sejumlah teori tetapi juga harus di hadirkan pada dunia nyata sehingga bisa mengimplementasikan antara teori yang di dapat dibangku kuliah dan kenyataan yang di hadapi dilapangan.” Jelas Dr. Lukman.
Beliau juga mengingatkan kepada mahasiswa MBKM agar nanti ketika turun kelapangan tidak hanya berpikir untuk meningkatkan produktifitas petani tetapi juga aspek ekonomi masyarakat dan perbedaan kultur tidak menjadi hambatan dalam proses belajar melainkan dapat mengambil manfaat dari perbedaan tersebut.
Pada kesempatan lainnya, pihak Bappeda Sulteng serta perwakilan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kab. Sigi dan Donggala menyampaikan akan membantu para Mahasiswa serta pihak Yayasan EduFarmers jika mengalami hambatan saat pelaksanaan program di kedua Kabupaten. Usai sambutan, acara kemudian dilanjutkan dengan melepas 49 mahasiswa secara resmi dan ditutup dengan sesi foto bersama. AA