Pada Rabu (02/11/2022) siang, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia berkesempatan mengisi Kuliah Umum terkait “Membangun Kesehatan Reproduksi Keluarga & Mencegah Stunting” bertempat di Aula Fakultas Kedokteran Untad.
Sebelum pelaksanaan Kuliah Umum, acara diawali dengan pengukuhan Rektor beserta Ibu, Para Wakil Rektor beserta Ibu, Dekan Fakultas Hukum beserta Ibu serta Kepala LPPM Untad beserta Ibu sebagai Bapak Asuh Stunting dan Bunda Peduli Stunting oleh Kepala BKKBN RI. Kemudian acara dilanjutkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara LPPM dan Kepala P2KB Kab Sigi, Pihak LPPM dan Kepala Desa Labuan Toposo Kab Donggala Sulteng.
Dalam sambutannya, Dr. Muh Rusydi H, M.Si selaku Ketua LPPM Untad menuturkan perkembangan kinerja Untad Bersama pemerintah dalam menekan Stunting di Sulawesi Tengah.
“ Rektor dan Ketua LPPM Untad telah menjadi koordinator dan anggota tim percepatan penurunan stunting di Sulteng diantaranya sebagai koordinator data informasi dan knowledge management. Beberapa penelitian dan kajian telah dilakukan serta terobosan seperti aplikasi MomsCare, Randakabilasi, tumbuh kembang anak, deteksi resiko melahirkan stunting pada ibu hamil, pemanfaatan umbi lokal untuk cegah stunting, daun kelor dan ikan sidak sebagai suplemen untuk mencegah stunting. Aplikasi MomsCare bahkan mendapatkan juara pertama tingkat nasional kategori inovasi dan teknologi yang dilaksakan oleh BKKBN RI bersama Habibie Institute dan Dinkes RI serta telah digunakan dalam aktifitas KKN tematik.” Ujar Dr. Rusydi.
Dikesempatan yang sama, Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP selaku Rektor Untad menuturkan bahwa Untad akan terus berusaha menekan stunting mengingat Indonesia akan mendapatkan bonus demografi di tahun 2030 mendatang.
“ Pada tahun 2030 indonesia akan mengalami bonus demografi yang berpotensi besar untuk memajukan Indonesia. Tantangannya adalah bagaimana stunting dapat dicegah perkembangannya karena merekalah yang akan melanjutkan Indonesia kedepannya. Stunting dapat melemahkan kinerja otak, kesehatan dan intelegensi yang berpengaruh dalam kualitas SDM di Indonesia di masa depan. Perlu keterlibatan kita semua untuk mencegah itu dan Untad tidak berdiam diri untuk menurunkan stunting di Sulawesi Tengah. Harapannya KKN Tematik dapat berkontribusi besar dalam menurunkan stunting.” Ujar Prof. Mahfudz.
Usai sambutan-sambutan, acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian kuliah umum oleh Kepala BKKBN RI, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) dengan judul “Membangun Kesehatan Reproduksi Keluarga dan mencegah Stunting”
Dalam materinya beliau menyampaikan bahwa jumlah remaja (usia 10 – 24 tahun) saat ini sebesar 64 juta jiwa atau sekitar 28,6 persen dari total penduduk Indonesia. Namun Human Capital Index (HDI) masih terbilang rendah karena :
• Literasi rendah
• Kualitas pendidikan dan pelatihan (skilled)
• Skilled (high-skilled, medium skilled) rangking kita rendah
Stunting juga dapat terjadi diakibatkanPernikahan Dini yang Lebih Menjadi Beban Perempuan dan Bayi. Hal itu karena Risiko Kehamilan & Persalinan pada usia muda dapat menyebabkan Perdarahan : Pada Kehamilan & Persalinan,
Hamil : Tulang Berhenti Tumbuh, Kanker atau Maturitas Mulut Rahim sehingga perlu melakukan Kehamilan yang terencana.
Stunting dapat dicegah dengan memperhatikan 1000 hari pertama kehidupan saat hamil dengan mengkonsumsi makanan bergizi serta lingkungan yang baik. Penyebab stunting pada anak biasanya disebabkan oleh ;
1. ASI tidak sesuai kebutuhan
2. Asupan anak dan pola asuh tidak baik
3. Anak sering sakit
Usai pemaparan materi, kuliah umum kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab antara peserta dan narasumber dan ditutup dengan sesi foto Bersama. AA