Kualitas pertumbuhan generasi masa depan Indonesia penting untuk dipersiapkan sejak dini bahkan sejak dalam kandungan hingga saat kelahiran. Kurangnya asupan gizi pada Ibu hamil dapat menyebabkan kelahiran Stunting pada anak. Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting (tinggi badan anak yang cenderung pendek) terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
Mengingat pentingnya edukasi nutrisi dan makanan untuk mencegah kelahiran dan pertumbuhan stunting pada bayi dan anak, Fakultas Kesehatan Masyarakat menggelar International Symposium On Food and Nutrition dengan tema “Preventing Stunting Through Family Self Sufficiency On Food And Nutrition In The First 1000 Days Of Live” pada Rabu (11/04) pagi bertempat di Theater Room Untad.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Ir Muhammad Basir Chiyo SE.,MS selaku Rektor Universitas Tadulako menyambut hangat kedatangan keynote speakers asal New Zealand, Prof. Rosalind S. Gibson selaku Professor in The Departement of Human Nutrition dari University of Otoga – New Zealand dan Ketua Organisasi Nutrisi dan Makanan Indonesia, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah MS.
“ Selamat datang saya haturkan kepada dua pemateri spesial kita, Prof. Rosalind asal New Zealand dan Prof. Hardinsyah selaku Rektor Universitas Sahid, Jakarta. Tak lupa pula saya ucapkan selamat datang kepada peserta symposium asal Gorontalo, Makassar, Jember dan Jakarta. Berbicara tentang edukasi nutrisi, semua pihak memiliki tanggung jawab tentang hal tersebut untuk masa depan umat manusia. Symposium kali ini adalah momen yang sangat baik untuk memperkenalkan dan berbagi ilmu mengenai nutrisi karena dikuti berbagai kalangan khususnya perwakilan Dinas Pangan dsb. InsyAllah, di mulai pada tahun ini, Untad akan membuka Jurusan Nutrisi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Untad. Dimasa depan, ilmu yang kita dapatkan dalam symposium ini akan sangat bermanfaat tak hanya untuk Untad saja, melainkan untuk pemerintah di Sulawesi Tengah untuk mengatasi masalah kekurangan gizi di Sulawesi Tengah. Mengingat wilayah kita merupakan bagian dari Indonesia Timur yang masih marak dengan kasus malnutrisi sehingga ilmu yang didapatkan hari ini dapat bermanfaat untuk kita semua.” Jelas Prof Basir.
Dalam materinya, Prof. Rosalind asal New Zealand banyak memaparkan mengenai penelitian yang berhubungan dengan Stunting secara global. Negara negara seperti Indonesia, Filipina, Bangladesh dsb banyak ditemukan bayi dan anak dengan pertumbuhan yang stunting (pendek). Sehingga penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk mengurangi kelahiran anak stunting dengan memprioritaskan Ibu dan anak dalam program 1000 hari pertumbuhan anak (sejak awal kehamilan sampai usia 2 tahun). Terpenuhinya kalsium, zink, zat besi, vitamin, niacin dan berbagai kandungan baik lainnya dapat menekan kelahiran anak stuning.
Prof. Dr. Ir. Hardinsyah MS dalam paparannya juga menjelaskan bahwa ada beberapa negara yang telah berhasil menekan jumlah kelahiran anak stunting seperti India yang berhasil menurunkan angka kelahiran stunting dari 48% tahun 2006 menjadi 38% pada tahun 2014, Vietnam di angka 4 % dan Brazil dari 37% tahun 1974 menjadi 7.1% pada tahun 2007. Indonesia pun berhasil menurunkan angka kelahiran stunting dari 32.9% menjadi 27.5%. Penurunan angka kelahiran stunting di dukung oleh pelayanan kesehatan, sistem imunisasi, sanitasi serta kesejahteraan keluarga yang cenderung meningkat.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Ir. Gatot Siswo Hutomo M.P selaku akademisi Untad dibidang Food Technology memaparkan bahwa dengan meningkatnya pengetahuan tentang GOLD PERIODE 1000 days oleh setiap calon Ibu di Indonesia dapat menekan kelahiran anak Stunting. Pengetahuan gizi dan nutrisi yang merata akan menurunkan kelahiran stunting di kabupaten yang rawan malnutrisi.
Acara yang turut dibuka oleh Dr. Nurdin Rahman M.Si M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat dihadiri oleh Mahasiswa dan Akademisi dari berbagai Universitas di Indonesia khususnya asal FKM. Usai pemaparan materi, acara kemudian di lanjutkan dengan sesi tanya jawab dan foto bersama. AA