Direktorat Jenderal Kebudayaan melalui Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Diplomasi Budaya Damai pada Generasi Muda. Kegiatan yang bekerjasama dengan Universitas Tadulako (Untad) ini dilaksanakan di Hotel Mercure Palu, pada 5 sampai dengan 8 April.
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Dr H Nadjamuddin Ramly MSi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan itu bertujuan untuk menumbuhkan karakter damai. Karakter damai ini akan ditransfer kepada peserta dengan harapan peserta kegiatan dapat terlatih menjadi juru damai di daerahnya masing-masing.
Dr Nadjamuddin juga mengemukakan bahwa Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu, dikenal di Indonesia bukan karena prestasi yang menonjol. Namun, justru dikenal karena konflik yang kerap terjadi. Hal ini yang harus diubah sehingga pandangan daerah lain atau orang dari luar daerah terhadap Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu dapat berubah.
“Perubahan mindset ini penting dilakukan. Ini tugas direktorat kami. Hal yang juga kami lakukan di daerah lain sehingga diharapkan dapat semangat ini menjadi budaya setiap manusia Indonesia,” ujar Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya yang juga merupakan dosen FKIP Untad ini.
Berkenaan dengan itu, Dekan FKIP Untad, Dr H Lukman Nadjamuddin MHum menyampaikan apresiasi kepada Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya yang telah mempercayakan akademisi Untad untuk menyelenggarakan kegiatan itu. Kegiatan ini, ujar Dekan FKIP, amat penting dilakukan dan harus berkelanjutan. Hal itu agar budaya damai dapat menjadi semangat setiap pemuda Indonesia.
“Dalam literatur sejarah, kita sering dihadapkan dengan sejarah konflik. Masih jarang didapatkan literatur sejarah damai. Ini yang harus segera dilakukan agar tercipta sikap harmonis antarsesama,” jelas Dr Lukman.
Kegiatan itu dibuka oleh Gubernur Sulawesi Tengah, yang diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tengah, Ardiansyah Lamasitudju SPd MSi. Lebih lanjut, kegiatan itu diikuti oleh 100 orang peserta. Peserta itu terdiri atas perwakilan mahasiswa Untad, mahasiswa Universitas Alkhairaat, Universitas Muhammadiyah Palu, Universitas Kristen Tentena, Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Palu, IAIN Palu, komunitas pemuda Poso, komunitas pemuda Nunu, komunitas pemuda Tavanjuka, dan komunitas pemuda Kulawi. Seratus peserta itu, selain diberikan materi oleh narasumber, juga diberikan materi oleh para fasilitator. (tq)