Rektor Universitas Tadulako, Prof Dr Ir Muhammad Basir Cyio SE MS menyampaikan sikap tegasnya di hadapan Security Untad. Kepada para Security, Rektor dengan tegas meminta untuk meninggalkan metode “kipas dulu baru tanya” (kibata) saat berhadapan dengan mahasiswa. Hal itu karena mahasiswa merupakan bagian dari keluarga besar Untad yang harus diayomi.
Penegasan itu disampaikan oleh Rektor dalam dialog dengan para Security, pada Kamis (24/3), di Ruang Senat, Lantai III Rektorat. Lebih lanjut, Prof Basir Cyio menekankan kepada para Security untuk menjalankan langkah-langkah persuasif saat berhadapan dengan mahasiswa.
“Para Security harus mengedepankan langkah bijak. Jangan sampai metode ‘kibata’ itu yang digunakan. Itu tidak boleh karena justru akan menimbulkan masalah baru,” jelas Rektor.
Berkenaan dengan itu, Prof Basir Cyio juga menyampaikan kepada para Security, dalam waktu dekat seluruh Security Untad akan mengikuti pelatihan. Pelatihan itu akan dikawal dan diinstrukturi langsung oleh pihak kepolisian, dalam hal ini Polsek Palu Timur.
“Gemblengan itu diharapkan dapat menjadi pegangan Security Untad dalam menghadapi berbagai karakter mahasiswa. Satu yang paling penting, dalam berhadapan dengan mahasiswa, Security harus berpegang sesuai prosedur yang ada. Bahkan, kepada mereka yang melanggar aturan sekali pun, langkah bijak harus tetap dipegang teguh. Mereka (mahasiswa, red) itu adalah anak-anak kita sehingga harus diayomi sebagai wujud kekeluargaan di Untad,” ujar Prof Basir Cyio.
Dialog tersebut, sedianya akan dihadiri oleh perwakilan mahasiswa. Namun, karena beberapa hal, perwakilan mahasiswa belum sempat hadir. Meskipun begitu, beberapa waktu ke depan, akan diagendakan kembali pertemuan antara pimpinan Untad dengan mahasiswa dan security.
Dalam kesempatan itu, turut hadir Kepala UPT Security, Natsir Karim SH MH. Turut mendampingi Rektor, Wakil Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama, Prof Dra Mery Napitupulu MSc PhD; dan Kepala UPT Natalita, Dr Ir H Ramlan MP. (tq)