Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Prof Dr Thomas Djamaluddin saat membawakan materi pada seminar internasional GMT turut berbagi tips dalam pengamatan gerhana matahari total.
Menurutnya, puncak gerhana matahari total aman untuk dilihat langsung namun hanya dengan durasi yang singkat sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada mata.
“Ketika Gerhana sudah total itu aman untuk dilihat dan akan muncul korona, namun saya menyarankan agar tidak terlalu lama cukup satu atau dua detik saja. Namun sebelum dan sesudah itu harus menggunakan kacamata khusus,” ujarnya.
Lebih lanjut Prof Thomas mengatakan, ciri gerhana matahari total akan berakhir ketika bulan mulai beranjak meninggalkan matahari. “Ketika gerhana akan berakhir maka bulan akan bergeser meninggalkan matahari, korona mulai pudar,dan muncul sejenis cincin permata,” lanjutnya.
Selain itu kepala LAPAN menyebutkan, gerhana matahari merupakan pembuktian dari teori relativitas umum yang dikemukakan oleh einstein yang menyatakan pembelotan ruang waktu akibat grafitasi. Selain itu, terkait gerhana matahari total beragam konsep wisata muncul dari berbagai kalangan baik masyrakat biasa hingga peneliti.
“Keindahan korona pada saat gerhana merupakan pengalaman yang tak terlpakan, kita dapat melihat konsep wisata muncul kaitannya dengan gerhana mulai dari Colestial Tourism, Astronomical Taurism and Space Tourism.
LAPAN dalam fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) mengadakan berbagai kegiatan diantaranya ekspedisi ilmiah (Palembang), pengamatan publik lapan (Pontianak), kuliah umum dan pengamatan publik (Palangkaraya), pengamatan publik LAPAN (Pasuruan) kuliah umum dan pengamatan publik (Parigi Moutong), ekspedisi ilmiah (Ternate), ekspedsi ilmiah di Malut bekerjasama dengan Nasa dan kegiatan lainnya.