Sebagai lembaga yang menggunakan uang negara, Universitas Tadulako (Untad) terus melakukan pembenahan demi terciptanya transparansi keuangan yang maksimal. Belajar dari pengalaman, hal inilah yang menjadi dasar bagi Universitas Tadulako (Untad) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Keuangan Melalui Penataan dan Penguatan Pejabat Perbendaharaan dalam lingkungan Untad, Kamis (6/2) di Hotel Mercure Palu.
Kegiatan ini mengangkat tema “Kita Tingkatkan Perimbangan Antara Uang Persediaan (UP) – Tambahan Uang Persediaan (TUP) dengan Laporan Pertanggungjawaban di Semua Unit dalam Lingkungan Untadâ€.
Rektor Untad, Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS mengawali paparan materinya dalam Rakor mengatakan bahwa semua yang hadir pada pagi menjelang siang ini (6/2.red) adalah orang-orang yang bersentuhan langsung dengan penggunaan uang negara. “Mudah-mudahan ini merupakan langkah awal bagi kita semua dalam menjalankan tugas-tugas yang berkenaan dengan pengelolaan uang negaraâ€, harapnya.
Dalam materinya, Rektor Untad menyampaikan bahwa pada dasarnya dalam mengelola uang negara jika tidak dibarengi dengan rasa takut maka sangat bahaya nantinya. Karena katanya, yang mengelola keuangan negara adalah orang-orang yang masuk dalam perangkap ujian. Namun, sambung Rektor yang terpenting adalah membuat perimbangan antara dana yang terkucur dengan pertanggungjawaban penggunaannya.
Tahun 2014 ini, lanjut Prof Basir, pertama yang harus dilakukan adalah membangun komitmen bersama. “Agar apa yang terjadi di tahun sebelumnya itu tidak terulangâ€, sambungnya.
Kedua, papar Prof Basir, adalah saling mengingatkan baik itu antara bawahan terhadap pimpinan, juga antara pimpinan terhadap bawahan. Sedangkan yang ketiga adalah taat kepada asas dan nilai kepatutan.
Selain menyampaikan ketiga paparannya, Rektor Untad juga menyampaikan tentang Konfigurasi Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) Untad dan Pelaksanaanya. Disampaikan Rektor, DIPA Untad hanya bersumber dari dua sumber, yakni rupiah murni yang berasal dari APBN dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Selanjutnya, DIPA tersebut disahkan oleh negara dengan dibuktikan oleh barcode. Setelah itu dikucurkan ke semua unit yang ada di Untad. “Pintu keluar DIPA hanya satu, yaitu RKAKLâ€, tambah Rektor.
Porsi anggaran untuk setiap unit juga dipaparkan oleh Rektor dalam slidenya. Katanya, suatu kesyukuran karena tidak ada unit di Untad yang tidak mempunyai sumber energi yang berupa anggaran.
Tentang penggunaan anggaran, Prof Basir mengibaratkan peredarannya seperti aliran darah dalam tubuh manusia, darah yang pergi sama dengan darah yang datang. Namun bedanya, kalau anggaran yang pergi bukan lagi anggaran yang dikembalikan tapi pertanggungjawaban.
Olehnya itu, berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan hingga akhir tahun 2013 lalu, akan dilakukan beberapa langkah solusi untuk membenahi beberapa temuan. Beberapa langkah solutif tersebut kata Rektor yakni membagi dan menambah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), penguatan PPSPM, pelibatan tim Satuan Pengawasan Intern (SPI), Tim Verifikasi Unit diaktifkan, dan perluanya skedul.
Setelah paparan dari Rektor, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi. Dalam sesi diskusi, selain Rektor turut memberikan jawaban atas pertanyaan peserta Rakor Warek Bidang Umum dan Keuangan, Prof Dr H Syahir Natsir SE MSi, Warek Bidang Perencanaan dan Pengawasan, Ir H Andi Hasanuddin Azikin MSi, Kabag Keuangan Untad, Drs H Sukran MSi, dan Kabag TU BMN Untad, Yosep Ola SH MSi. Juga dalam Rakor itu dilakukan penandatanganan kontrak kinerja antara Rektor dengan masing-masing Dekan Fakultas dan Program Pascasarjana dalam lingkungan Untad. daf