Universitas Tadulako (Untad) melalui Biro Akademik dan Kemahasiswaan menunjukkan komitmennya dalam memastikan dana pendidikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah benar-benar menjadi katalisator prestasi. Melalui General Lecture Series yang digelar di Hotel Parama Su pada Sabtu (29/11/2025), Untad hadirkan lebih dari 200 mahasiswa baru angkatan 2025 penerima KIP untuk menjalani pembinaan soft skill dan orientasi tanggung jawab.
Acara ini, yang merupakan bagian integral dari pembinaan berkelanjutan Untad, bertujuan membekali mahasiswa dengan kemampuan non-akademik vital di samping keunggulan Indeks Prestasi (IP). Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan Untad, Sutriyani, SP., MP, selaku ketua panitia, menekankan bahwa kegiatan ini esensial untuk melengkapi kompetensi mahasiswa KIP di luar ruang kelas.


































“Ini adalah bagian dari upaya kami memberikan pembinaan dan peningkatan keterampilan. Kami ingin mahasiswa berkembang bukan hanya secara akademik, tetapi juga dalam kemampuan komunikasi dan keterampilan praktik lainnya,” ujar Sutriyani.
Sementara itu, sambutan disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Ir. Sagaf Djalalemba, MP, yang mewakili Rektor Untad. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa kelangsungan beasiswa KIP Kuliah sangat bergantung pada capaian akademik dan non-akademik mahasiswa.
“Tujuan KIP adalah untuk prestasi. Baik IP di atas tiga, maupun prestasi yang membawa nama Universitas Tadulako. Mahasiswa penerima KIP wajib meningkatkan kapasitas akademik dan non-akademiknya,” tegasnya.
Sebagai langkah strategis dalam memacu daya saing, Dr. Sagaf mengumumkan kebijakan baru yang akan berlaku bagi mahasiswa penerima KIP.
“Bagi mahasiswa KIP nantinya diwajibkan menyusun proposal lomba ke Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) setiap tahunnya. Hal ini bisa menjadi salah satu syarat mutlak untuk mempertahankan beasiswa,”tuturnya.
Lebih lanjut, Warek Bidang Kemahasiswaan dan Alumni juga menyebutkan bahwa mulai tahun 2026, Untad akan mengelompokkan mahasiswa penerima KIP untuk penyusunan proposal khusus, guna menciptakan dorongan berprestasi yang sistematis sejak semester awal hingga mereka lulus.
Tidak hanya itu, Dr. Sagaf juga mengingatkan agar bantuan KIP dimanfaatkan secara bijaksana untuk pengembangan diri, menegaskan bahwa dana tersebut adalah ekspresi dukungan negara bagi mahasiswa cerdas dengan keterbatasan ekonomi.
“Semua bantuan itu adalah ekspresi atas prestasi dan keberhasilan kalian menjadi sarjana tepat waktu. Harapan saya mahasiswa KIP tidak bersikap eksklusif, melainkan menjadi agen perubahan,”tutupnya.
