SEKILAS TENTANG HERBARIUM CELEBENSE (CEB) UNIT PENUNJANG AKADEMIK  (UPA) SUMBERDAYA HAYATI SULAWESI  UNIVERSITAS TADULAKO

Unit Penunjang Akademik (UPA)  Sumberdaya Hayati Sulawesi Universitas Tadulako merupakan salah satu UPA di Universitas Tadulako berdasarkan Permendikbud Ristek Republik Indonesia No 41 Tahun 2023 tentang Organisasi dan Tata Kelola Universitas Tadulako.

UPA Sumberdaya Hayati Sulawesi juga dikenal sebagai Herbarium Celebense didirikan pada tahun 1999, sebelumnya bernama Herbarium Universitas Tadulako dan berlokasi di Jurusan Kehutanan UNTAD yang proses pendiriannya diinisiasi oleh Prof. Dr. Ramadanil Pitopang setelah mengikuti kegiatan “Short Training on Herbarium Management” tahun 1998 yang diselenggarakan oleh Herbarium Bogoriense (BO), Puslitbang Biologi LIPI melalui proyek GEF (“Global Environmental Facility”) yang dibiayai oleh World Bank. Awalnya Herbarium ini berlokasi di Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Univ. Tadulako.  Ekspedisi pertama dilakukan di kawasan pesisir di kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala.

Perkembangan Lembaga ini menjalani alur  sejarah yang cukup panjang. Pada tahun 2000, Herbarium ini mulai berkembang dengan dukungan STORMA Project (“Stability of Rain Forest Margin in Indonesia”) yang merupakan proyek penelitian Kerjasama antara 2 Universitas di Indonesia  (Universitas Tadulako-Institut Pertanian Bogor) dengan 2 Universitas di Jerman (Gottingen University dan Kassel University). Pendirian dan pengembangan Herbarium yang merupakan satu-satunya Lembaga riset yang bertujuan untuk mengkoleksi dan mendokumentasikan keanekaragaman jenis tumbuhan  di kawasan Sulawesi pada umumnya dan Wallacea (“Wallace Region”) khususnya yang sangat terkenal sebagai salah satu “hotspot Biodiversity” yang unik di dunia, namun dari sisi sains masih kurang banyak diungkapkan.

Pendirian dan pengembangan Herbarium Celebense tentulah sangat penting maknanya bagi perkembangan sains, sehingga  mendapat sokongan yang kuat dari beberapa botanist dunia dan Lembaga riset dunia , seperti : Prof. Dr. H. Eddy Guhardja, MSc, Dr. Ir. Sudarmiyati Tjitrosoedirdjo, MSc (IPB). Prof. Dr. Johanis Palar Mogea, MSc, Dr. Harry Wiriadinata (LIPI Bogor). Bimbingan teknis juga dari Dr. Paul JA. Kessler dan Prof. Pieter Bass (NHN-Leiden Nederland) serta dari Prof. Dr. Stephan Robbert Gradstein dan Prof. Dr. Christoph Leuschner (Universitas Gottingen, Germany.

Selama perjalanannya Herbarium ini telah menjalin Kerjasama dengan berbagai Herbarium di dunia, misalnya dengan Herbarium University of Melbourne, Australia (MELU), University of Montana, Misoula, US, New York Botanical Garden (NYBG)-USA, NHN-Leiden Netherland dan Herbarium Bogoriense (BO) serta Kebun Raya Indonesia (LIPI-BRIN)

Seperti halnya berbagai Herbarium di dunia, pada tahun 2022 Herbarium Celebense telah teregistrasi secara internasional di Index Herbariorum di New York Botanical Garden (NYBG), USA dengan akronim “CEB”.

Pada saat ini Hingga saat ini Herbarium Celebense telah menyimpan puluhan ribu specimen herbarium yang terdiri atas koleksi tumbuhan Spermatophyta (pohon, rumput-rumputan, herba, efifit, rotan dan liana lainnya) serta tumbuhan Criptogamie seperti lumut (Bryophyta) dan Paku-pakuan (Pteridophyta), artifak Etnobotani, koleksi karpologi, koleksi basah (spirit koleksi) dan specimen Type, namun koleksi Herbarium tersebut belum didigitalisasi dan didata-basekan.

Sebagai sebuah Lembaga riset yang memiliki fungsi penting di kawasan ini terutama dalam hal melakukan pengelolaan, perlindungan, penelitian, pelatihan, identifikasi tumbuhan serta ikut mendukung konservasi flora-fauna Sulawesi dan Wallacea yang merupakan sumberdaya alam warisan kekakayaan Indonesia dan dunia sehingga menjadikan Lembaga ini sebagai lembaga konservasi yang menjadi sumber informasi keanekaragaman hayati Sulawesi.

engan beberapa herbarium baik dari dalam maupun luar negeri, seperti Herbarium Bogoriense (BO), Herbarium Biotrop (BIOT), Herbarium Göttingen (GOET), National Herbarium of the Netherlands di Leiden (L), Herbarium Wanariset (WAN), Herbarium Universitas Andalas (ANDA) dan National Herbarium of Australia di Canberra. Kehadiran herbarium ini di kawasan Sulawesi sangat penting untuk mempelajari dan mengkoleksi seluruh spesimen tumbuhan dari Indonesia, khususnya flora Wallacea.

Pada tahun 2002 Herbarium Celebense telah terdaftar secara resmi dalam International Index Herbariorum (New York) dengan akronim CEB. Pada saat ini CEB telah aktif melakukan koleksi botani dan menyimpan lebih dari 12.000 spesimen tumbuhan Sulawesi yang didatabasekan dalam BRAHM SYSTEM. Di antara koleksi terdapat juga “Specimen Type” yang pertama sekali di deskripsi dari Sulawesi (jenis baru). Kebanyakan spesimen herbarium tersebut terdiri atas tumbuhan tingkat tinggi (spermatophyta) yang tergolong ke dalam dikotiledon seperti pohon dan Monokotiledon (rotan, anggrek, dan rumput) serta beberapa merupakan tumbuhan tingkat rendah yang terdiri dari  paku-pakuan dan lumut, artifak etnobotani dan koleksi karpologi.

Pada awal tahun 2008, Herbarium Celebense (CEB) telah menjadi bagian dari Jurusan-Prodi Biologi FMIPA Untad sebagai Laboratorium Ekotaksonomi Tumbuhan yang berada pada Jurusan-Prodi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Pada tanggal 21 November 2012 berkenaan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2012 tentang Organisasi, dan Tata Kerja Universitas Tadulako, didirikan UPT Sumber Daya Hayati Sulawesi yang menaungi Herbarium Celebense (CEB), dimana di dalamnya mencakup tentang pelestarian keanekaragaman flora dan fauna serta konservasi di Sulawesi.

Website:http://herbarium.untad.ac.id