Rektor Universitas Tadulako, Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP membuka secara langsung kegiatan Pelatihan Pencegahan Radikalisme yang diinisiasi oleh Pusat Pengembangan Deradikalisasi dan Penguatan Sosio-Akademik (Pusbang Depsa ) pada Jumat (23/8) Pagi Bertempat di Theater Room Universitas Tadulako.
Dalam sambutannya Rektor Untad menegaskan bahwa radikalisme sangat erat pengaruhnya kepada generasi muda. Terlebih dengan adanya media sosial, sebab penyebaran paham radikalisme dapat berasal dari media sosial dan generasi muda adalah kelompok yang paling sering mengakses media sosial. Lebih lanjut, Rektor berharap bahwa kedepannya pelatihan oleh Pusbang Depsa ini dapat lebih dikembangkan.
“Saya berharap depsa pelatihan ini akan dapat dikembangkn banyak hal bisa dilakukan seperti penguatan karakter dan sebagainya” terang Rektor.
Dalam pelatihan kali ini, Pusbang Depsa menghadirkan pemateri dari Polda Sulteng yaitu AKBP Drs Suliono, Wakil Direktur Bidang Intelkam. Sebagai pemateri pertama, Drs Suliono menjabarkan mengenai Pengertian Radikalisasi, ciri-ciri radikalisme serta penyebab radikalisme. Menurut Suliono, Radikalisme bukanlah masalah agama melainkan masalah politik.
“ Orang radikal beranggapan bahwa semua orang yang berbeda pandangan dengan mereka adalah salah dan mereka tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya” terang Suliono.
Di akhir pemaparannya, Suliono berpesan agar generasi muda mencintai negaranya dan menganggap negara seperti keluarga sendiri sehingga tidak mudah disusupi oleh paham radikalisme.
Dr. Rahmat Bakri selaku Ketua Pusbang Depsa menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan sekaligus menjadi pelatihan ke 6 yang digelar oleh Pusbang Depsa. Pada pelatihan kali ini diikuti oleh 250 mahasiswa yang diutus dari berbagai fakultas. Mereka yang telah mengikuti pelatihan ini nantinya akan menjadi kader calon pemimpin di lembaganya masing-masing.
Kegiatan yang digelar selama tiga hari ini nantinya akan diisi oleh berbagai materi termasuk tentang penguatan nilai-nilai Pancasila, kepemimpinan, kultur akademik serta manajemen resiko.