Senin (20/02), program studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tadulako menyelenggarakan seminar nasional dengan tema “ Menakar Restorasi Indonesia” di Theater Room, gedung Research Center, Untad. Dalam seminar nasional tersebut menghadirkan tiga pembicara yaitu anggota DPR-RI, H. Ahmad H.M. Ali, SE yang diwakili oleh Drs. Tahmidi Lasahido, M.Si selaku fungsionaris partai nasional demokrat (NASDEM), Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik (FISIP), Dr. H. Slamet Riadi, M.Si, dan pembicara ketiga adalah Dr. Muhammad Nur Ali, M.Si.
Ketua panitia dalam seminar nasional ini, Dr. Andi Pasinringi, M.Si menyampaikan bahwa kegiatan yang dikhususkan untuk dosen dan mahasiswa prodi ilmu pemerintahan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang bagaimana dua paradigma demokrasi revolusi dan reformasi ini belum mampu menjawab persoalan-persoalan politik, ekonomi, sosial dan budaya di Indonesia
“Hal ini dikarenakan kita mempraktekkan demokrasi bukan demokrasi yang substansial melainkan prosedural” jelas Dr Andi Pasinringi, M.Si
Lebih lanjut,Dr. Andi Pasinringi, M.Si mengungkapkan bahwa tema ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa bagaimana cita-cita proklamasi bisa terwujudkan untuk mencerdaskan masyarakat , restorasi ini sebagai jalan alternatif dari reformasi yang gagal menciptakan suatu demokrasi yang universal itu.
Dalam materi-materi seminar yang dibawakan oleh ketiga narasumber, banyak memberikan pandangan mengenai dinamika politik yang terjadi di Indonesia. Hal tersebut kemudian menjadi tidak sejalan dengan proses reformasi yang seharusnya berjalan secara transparan. Mahar politik kemudian mendominasi percaturan politik yang terjadi di Indonesia.
Drs. Tahmidi Lasahido, M.Si mengatakan bahwa praktek demokrasi yang yang selama ini terjadi telah melanggar nilai-nilai tabu misalnya pada demokrasi liberal, praktek politik uang itu tidak terjadi.
“ Proses transparansi dan partisipatif kemudian menjadi kabur sehingga tujuan demokrasi untuk mensejahterakan masyarakat ini menjadi kabur.”terangnya.
Dekan FISIP sebagai pembicara kedua pada seminar tersebut juga mengungkapkan bahwa kehadiran parpol merupakan salah satu indikator gejala modernisasi masyarakat namun mahar politik yang mendominasi politik Indonesia membuat realitas politik dimana sudah tidak Nampak perbedaan antara partai nasional dan partai Islam dikarenakan program kerja yang sama. Menurut Dr. H. Slamet Riadi, M.Si parpol harus berperan sebagai pilar terdepan dalam pengembangan berdemokrasi dikarenakan indeks demokrasi Indonesia yang mengalami penurunan.
Dr. Muhammad Nur Ali, M.Si yang menjadi pembicara ketiga dalam seminar nasional tersebut menghubungkan sisi demokrasi maupun nilai-nilai kebangsaan dengan refleksi keilmuan psikososiologis yang mengungkapkan bagaimana sisi sisi psikologis yang terjadi dalam dinamika politik yang terjadi di Indonesia.
Menutup seminar nasional tersebut Drs. Muhammad Marzuki, M.Si sebagai moderator menegaskan bahwa menakar restorasi Indonesia bukan kepentingan satu partai politik saja, tapi merupakan kepentingan bangsa.
Penulis : Raisa Alatas/Humas Untad