Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad) menggelar acara Refleksi Akhir Tahun 2016. Acara bertema Mengkritisi Masa Lalu, Menata Masa Depan itu diselenggarakan di Theatre Room, Kompleks Media Center Untad, pada Rabu (21/12).
Dekan FKIP, Dr H Lukman Nadjamuddin MHum, dalam sambutannya menyampaikan bahwa refleksi akhir tahun itu dilaksanakan agar dapat menjadi ajang silaturrahim antara pimpinan fakultas dengan para pimpinan jurusan, program studi, laboratorium dan laboratorium studi, para dosen, dan para pegawai.
Adanya kegiatan refleksi akhir tahun diharapkan juga dapat menjadi bahan renungan bagi segenap sivitas akademika FKIP. Melalui refleksi, diharapkan muncul saran dan masukan untuk pengembangan FKIP ke depan.
“Jadi, maksud dari ‘mengkritisi masa lalu’ bukan untuk menyalahkan yang telah berlalu atau yang sebelumnya, tetapi mengambil hikmah dari kejadian yang telah dilalui. Hikmah itulah yang dapat menjadi pijakan untuk ‘menata masa depan’ untuk FKIP yang lebih baik lagi,” jelas Dr Lukman.
Dekan juga menjelaskan bahwa dalam memimpin FKIP, Ia menerapkan pola kepemimpinan yang transformatif. Pola kepemimpinan transformatif yang dimaksud adalah pola kepemimpinan yang mengedepankan perubahan cara pandang dan cara berpikir. Dengan begitu, implementasi pelayanan prima dapat dilakukan kepada pengguna layanan, baik mahasiswa maupun dosen.
“Setiap saat, saya bersama para wakil dekan, Kabag TU, dan para kasubbag selalu memantau kinerja pegawai. Pelayanan harus selalu menggunakan standar pelayanan prima. Perlahan ini kami lakukan, tentu dengan refleksi ini, kekurangan yang ada dapat kami perbaiki,” ujar Dr Lukman.
Dekan FKIP juga menambahkan, tidak hanya kepada para pegawai Ia menekankan untuk melaksanakan pelayanan prima, tetapi juga terhadap jajaran pimpinan fakultas, Dr Lukman selalu mengingatkan untuk menerapkan sistem pelayanan prima.
“Jadi, jika ada dosen atau mahasiswa yang datang membawa masalah, jika kita tidak bisa selesaikan, jangan sampai malah kita yang menambah masalahnya. Jika ada dosen yang akan melaksanakan kegiatan atau seminar, tetapi tidak memungkinkan untuk diberikan bantuan, tidak boleh disampaikan tidak ada uang. Boleh ditolak, tetapi harus secara halus agar tidak melukai. Ini juga sering diingatkan oleh Pak Rektor kepada kami agar dalam memberikan pelayanan, juga harus dibarengi dengan komunikasi yang santun. Jadi itu penting dan harus dilakukan,” tegas Dr Lukman.
Dalam acara yang dimoderatori oleh Ketua Senat FKIP, Prof Dr H Hanafie Sulaiman MA itu, tiga wakil dekan FKIP juga menyampaikan pencapaian kinerja dan target yang akan dilakukan ke depan.
Usai pemaparan dari dekan dan para wakil dekan, lima orang peserta juga menyampaikan saran dan masukan untuk perbaikan layanan FKIP. Lima orang peserta itu adalah Dr Jamaluddin, Yusuf, Dr Mansyur Thalib, Arif Firmansyah MPd, dan Dr Amiruddin Kasim.
Dalam kegiatan yang dihadiri kurang lebih 200 orang peserta itu, hadir pula sesepuh FKIP yang juga mantan Dekan FKIP, Dra Hj Nurhayati Ponulele MS. (tq)