Senin (22/08) dilakukan penandatanganan (MoU) Antara Universitas Tadulako (Untad), Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Tentang Kualifikasi S2 PLB Dan Pelatihan Guru Inklusi.
Kegiatan yang bertempat di gedung It Center tersebut dihadiri oleh Rektor Universitas Tadulako Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS, Rektor Universitas Negeri Surabaya Prof Dr Warsono MS, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulteng, Dosen, Guru, serta perwakilan dari berbagai instansi terkait.
Wakil gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) H Sudarto SH MHum dalam sambutannya mengatakan, rekruitmen guru pembimbing khusus sangat penting mendapat perhatian dan proses pembelajaran yang mengacu pada pentingnya pendidik, terutama mereka harus mampu menghadapi peserta didik yang memiliki perbedaan secara individual.
“Pemerintah Sulawesi Tengah menyambut baik terlaksananya kegiatan ini, tentu hal ini tidak mudah, dibutuhkan guru yang siap dan mampu untuk mengajar anak-anak berkebutuhan khusus.” Ujar Wakil Gubernur Sulteng.
Lebih lanjut, Wagub berharap agar semua pihak dapat mendukung pembangunan Pendidikan Khusus-Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK), dan Pendidikan Vokasi di Sulteng, melalui tri darma perguruan tinggi.
“Saya berharap, Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Tadulako secara bersama-sama berkolaborasi dengan baik. Agar sosialisasi maupun diklat benar-benar terserap dengan baik, karena kita sadari pendidikan inklusi adalah sebuah filosofi baru dalam dunia pendidikan yang humanis,” lanjutnya.
Sementara itu Kabid PK-PLK Dr Minarni Nongtji mengatakan, Sulteng masih menghadaoi berbagai tantangan termasuk kompetensi guru yang mengajar pada sekolah dengan siswa berkebutuhan khusus.
“Salah satu persoalan yang perlu mendapat perhatian adalah penyandang disabilitas yang berada di sekolah luar biasa yang tersebar di 13 kabupaten kota, olehnya itu tenaga pengajar juga harus memiliki kompetensi sebagai pendidik,” ungkapnya.