Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Tadulako (Untad) menggelar Seminar Nasional. Seminar Nasional bertema Inovasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Bulan Bahasa yang jatuh pada setiap Oktober. Seminar yang diselenggarakan di Conference Room Media Center pada Sabtu (31/10) ini menghadirkan dua pemateri, yaitu Prof Dr Djoko Saryono MPd, profesor dari Universitas Negeri Malang, dan Prof Dr H Hanafie Sulaeman MA, profesor dari Universitas Tadulako.
Prof Dr Sutarman Yodo SH MHum, Wakil Rektor Bidang Akademik Untad dalam sambutannya mengapresiasi pelaksanaan seminar nasional itu. Menurut Prof Sutarman, pembelajaran dari waktu ke waktu terus berdinamika. Untuk itu, pendidik sebagai tonggak terdepan dalam pelaksanaan pembelajaran harus terus menyesuaikan dengan dinamika itu. Pendidik, baik dosen maupun guru, ujar Prof Sutarman, tidak boleh hanya terus berkutat dengan metode lama, tetapi harus menyesuaikan seiring perkembangan zaman.
Dalam kaitan itu, lanjut Prof Sutarman, salah satu cara untuk menyesuaikan dengan dinamika yang terjadi adalah melalui inovasi atau penciptaan metode baru yang kekinian. Berkenaan dengan bahasa Indonesia, Prof Sutarman menyampaikan bahwa bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran penting dan wajib di segala matra pendidikan. Olehnya, guru bahasa Indonesia harus terus berinovasi sehingga pola pembelajaran dapat disesuaikan tanpa menanggalkan esensi bahasa Indonesia itu sendiri.
Sementara itu, Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Dr Moh Tahir MHum, mengungkapkan bahwa seminar nasional itu merupakan kegiatan rutin yang telah menjadi agenda wajib Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Selain memperingati Bulan Bahasa, Dr Tahir mengharapkan seminar nasional itu dapat menjadi ajang silaturrahim antara guru bahasa Indonesia dengan dosen serta pemangku kepentingan lainnya. “Dengan begitu, perkembangan Pendidikan Bahasa Indonesia dapat terus terpantau. Kita bisa saling memberikan informasi, saran, maupun pendapat demi suksesnya pembelajaran Bahasa Indonesia,” jelas Dr Tahir.
Lebih lanjut, Dr Hj Nurhaya Kangiden MSi, Ketua Panitia juga mengungkapkan hal serupa. Dr Nurhaya juga menambahkan bahwa di antara 300 peserta yang hadir, terdiri atas berbagai macam tingkatan, yaitu guru SD, SMP, SMA, mahasiswa S1, mahasiswa S2, dan pemerhati bahasa dan sastra. “Ini bentuk keseriusan kami dalam memperhatikan pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia. Pemateri yang kami hadirkan juga merupakan pakar bahasa dan sastra Indonesia. Semoga materi dan diskusi hari ini dapat menjadi pencerahan bagi kami dan peserta sehingga bahasa dan sastra Indonesia di Provinsi Sulawesi Tengah dapat semakin maju,” jelas Dr Nurhaya.
Dalam seminar nasional itu, Prof Djoko Saryono memaparkan makalah berjudul Nasib Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pasca-Kurikulum 2013 (di antara pusaran kerentanan kebijakan), dan Prof Hanafie membawakan makalah berjudul Gerakan Alfa dan X-Bar dalam Bahasa Indonesia. Turut hadir dalam kegiatan itu, Kepala LPMP Provinsi Sulawesi Tengah; Ketua Dewan Kesenian Provinsi Sulawesi Tengah; mantan Dekan FKIP Untad, Dra Hj Nurhayati Ponulele MS; dan para dosen Pendidikan Bahasa Indonesia.