Mulai 31 Desember nanti, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan resmi diberlakukan. Menyikapi hal itu, diperlukan berbagai persiapan agar masyarakat Indonesia siap menghadapi MEA. Berkenaan dengan itu pula, Universitas Tadulako (Untad) menggelar Seminar Internasional yang bertajuk “Internasional Seminar on the ASEAN Ekonomic Community 2015â€, di Theater Room Media Center Untad, Senin (25/5).
Seminar internasional yang termasuk dalam salah satu rangkaian acara pertemuan Forum Pimpinan Pascasarjana (Forpimpas) Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Indonesia ke-37 itu dibuka langsung oleh Rektor Untad, Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS. Prof Basir menyampaikan bahwa dalam menyambut MEA kesiapan sumber daya manusia (SDM) sangat diperlukan. Hal itu karena SDM inilah yang akan menjadi pemegang keputusan baik dari transaksi maupun dalam kegiatan-kegiatan lain berkaitan dengan kebebasan yang membuat tidak ada batas-batas antara negara di ASEAN. “Seminar ini sebagai kegiatan silaturahim yang berdimensi akademik, kami yakin betul bahwa kehadiran para tamu dan peserta juga bisa saling bertukar informasi menyambut MEA,†ujar Prof Basir.
Sementara itu, Ketua Panitia, Prof Dr Ir Rusdi Magr., berharap dalam kegiatan ini menghasilkan pemikiran tentang kesiapan perguruan tinggi terlibat langsung dalam rangka menghadapi MEA. “Perguruan tinggi diberikan peran untuk menghadapi tantangan itu, termasuk juga bisa peluang-peluang yang ada. Kita sebagai insan pendidikan, peluang itu harus diraih dan tantangan itu bisa kita atasi. Patut diketahui, dengan adanya MEA, tidak adanya batas-batas wilayah, ekonomi, dan semua orang bisa datang ke Indonesia, begitu juga sebaliknya. Untuk itulah, diperlukan kesiapan SDM yang berkompetensi,†tutur Rusdi.
Prof Rusdi juga menambahkan, dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan dalam persaingan internasional, dibutuhkan sisi peningkatan di bidang pendidikan, kesehatan , dan tentunya ekonomi. Dalam kaitan ini, keterlibatan perguruan tinggi sangat penting. “Kegiatan ini diikuti oleh ratusan peserta, antara lain dari Sumatera, Kalimantan, NTB, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah. Mereka datang membawa ide-ide atau pun konsep-konsep, sehingga bisa terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan,†ujar Rusdi.
Pemateri dalam seminar internasional itu adalah Prof Christopher Hickey dari Deakin University Australia, Prof Dr Aris Ananta dari Universitas Indonesia, Dr Visaka Anantawat dari Walailak University Thailand, dan Dr I Nengah Swastika dari Universitas Tadulako.