Universitas Tadulako (Untad) secara resmi menerima 17 mahasiswa asing dari lima negara. Ketujuhbelas mahasiswa itu diterima dalam prosesi penerimaan yang dilakukan di Confrence Hall IT Center Untad, Senin (18/5).
Prof Dra Mery Napitupulu MSc PhD., Wakil Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama Untad menyampaikan bahwa para mahasiswa asing itu diterima melalui proses seleksi yang cukup panjang. Lebih lanjut dijelaskan, masuknya para mahasiswa itu di Untad karena adanya informasi dari kedutaan besar masing-masing negara. “Kami mengirimkan informasi kepada Atase Kedutaan Besar negara-negara itu. Khususnya yang ada di ASEAN. Untuk Papua New Guinea, itu murni karena permintaan atase perwakilannya di Indonesia yang meminta untuk diinformasikan jika Untad membuka program kelas internasional,†jelas Prof Mery.
Sementara itu, Rektor Untad, Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS., mengharapkan agar para mahasiswa asing itu dapat diberikan pelayanan dengan baik. Hal itu karena kedatangan para mahasiswa, tidak hanya mewakili pribadi mereka sendiri, tetapi juga membawa simbol-simbol negara. “Jadi, mari layani mereka, mulai dari aspek akademik maupun nonakademik dengan baik. Melalui pelayanan itu, kita tunjukkan bahwa Untad siap go internasional. Pada saatnya nanti, mereka akan menceritakan pengalaman terbaiknya saat berkuliah di Untad,†jelas Prof Basir.
Rektor juga mengemukakan bahwa waktu yang diberikan kepada mahasiswa asing untuk penyelesaian studi adalah maksimal dua tahun untuk Program Pascasarjana, dan maksimal empat tahun untuk program sarjana. “Mereka masuk ini melalui jalur kelas internasional. Semoga mereka dapat menyelesaikan pendidikan secara cepat dan tepat. Intinya, semakin cepat semakin baik. Tentunya, kita harus memastikan, selain ilmu pengetahuan terkait, ada nilai budaya dan bahasa yang menjadi bekal mumpuni bagi mereka,†jelas Rektor.
Ketujuhbelas mahasiswa itu akan mengenyam pendidikan di sembilan program studi (prodi) sesuai pilihan, yaitu Pham Hieu Nhat, dan Doan Phi Long (Vietman) di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia; Le Anh Thu, dan Nguyen Van Cong (Vietnam)) di Prodi Ilmu Komunikasi; Anas Mohamed Serageldeim Sayed Yhya Ibrahim (Mesir) di Prodi S2 Ilmu Pertanian; Loay Mohamed Seragelden Sayed Yehia (Mesir) di Prodi S2 Manajemen; Adree Madman, dan Hasun Hayeekosaeng (Thailand) di Prodi Teknik Sipil; Areeya Milehman, dan Suraina Somnuek (Thailand) di Prodi Pendidikan Kimia; Nussara Sriamad, dan Lateefah Chukeaw (Thailand) di Prodi Agribisnis; Paulinus Mendes Efi (Timor Leste) di Prodi Agroteknologi; Anita Natalia Lourdes Da Silva, dan Gabriela Moniz Da Silva (Timor Leste) di Prodi Peternakan; Paulo Felisberto C. V. Freitas (Timor Leste), dan Samantha Kama Magok (Papua New Guinea) di Prodi Manajemen.
Turut hadir dalam prosesi penerimaan itu, Ketua Dewan Pertimbangan, para wakil rektor, para dekan dan Direktur Program Pascasarjana, para wakil dekan, Ketua-Ketua Lembaga, Kepala UPT Bahasa, dan para koordinator prodi.