Fakultas Peternakan dan Perikanan (Fapetkan) Universitas Tadulako menjalin kerjasama dengan Fakultas Peternakan (FP) Universitas Brawijaya (UB) Malang. Kerjasama itu diwujudkan dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), pada Jumat (24/4), di Ruang Senat Fapetkan. Penandatanganan MoU itu dilakukan langsung oleh Dekan Fapetkan Untad, Prof Dr Ir Kaharuddin Kasim MS., dengan Dekan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Prof Dr Sc Agr Ir Suyadi MS.
Prof Kaharuddin mengemukakan bahwa kerjasama itu merupakan langkah nyata Fapetkan dalam mengembangkan fakultas untuk mendukung kemajuan Untad. Dari kerjasama itu, jelas Prof Kaharuddin, diharapkan kedua fakultas dapat saling bersinergi untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang peternakan. “Melalui MoU ini, kita dapat mewujudkan pertukaran mahasiswa,sharing penelitian, dan berbagai hal lain untuk mewujudkan kedaulatan pangan,†kata Dekan Fapetkan.
Prof Kaharuddin juga menyampaikan bahwa kedatangan Prof Suyadi ke Palu karena beberapa agenda. Selain penandatanganan MoU, Prof Suyadi juga memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Fapetkan, dan melakukan monitoring terhadap penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa bimbingan di Program Doktor Pascasarjana Universitas Brawijaya. “Beliau memonitoring dosen Fapetkan Untad, Ir Mardiah Mangun MP., yang sedang melakukan penelitian untuk memperoleh gelar doktor. Dan Pak Prof Suyadi ini merupakan Ketua Tim Promotor dari Ibu Mardiah,†ujarnya.
Berkenaan dengan kerjasama itu, Prof Suyadi menyambut baik langkah yang dilakukan oleh Fapetkan Untad. Menyahuti keinginan untuk pertukaran mahasiswa, Prof Suyadi menyampaikan bahwa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya telah menjalankan program itu. “Kami telah melakukan pertukaran mahasiswa dengan perguruan tinggi di Indonesia, dan beberapa perguruan tinggi lain di luar negeri. Ini dilakukan karena setiap daerah memiliki kekhasan, sehingga ilmu pengetahuan dapat saling disinergikan,†jelas Ketua Forum Dekan Fakultas Peternakan se-Indonesia ini.
Sementara itu, berkaitan dengan pengembangan dunia peternakan, Prof Suyadi menekankan bahwa tanggungjawab peternakan di Indonesia harus dipahami sebagai tanggungjawab bersama. Olehnya itu, institusi pendidikan di bidang peternakan harus segera untuk meningkatkan kualitas pembelajaran untuk peningkatan kompetensi agar menghasilkan luaran yang berkualitas dan kompetitif. “Ini tanggungjawab kita bersama. Peningkatan kualitas itu dapat dilakukan dengan berbagai hal, salah satunya penyesuaian kurikulum dengan tuntutan dalam dunia nyata,†jelas Prof Suyadi.
Setelah penandatanganan MoU, kegiatan dilanjutkan dengan Kuliah Umum “Teknologi Reproduksi dan Produktivitas Ternak†dari Prof Suyadi. Turut hadir dalam kegiatan itu para dosen dan mahasiswa Fapetkan Untad.