Di Indonesia baca tulis belum bisa dikatakan sebagai suatu budaya, khususnya di kota Palu budaya baca tulis masih sangat minim. Berangkat dari kondisi inilah Silo Langi FKIP Untad mengadakan kegiatan Seminar dan Launching Pustaka Merah Biru. Mengangkat tema “Bangkitnya Penulis Muda Kota Paluâ€, Ketua Silo Langi FKIP mengungkapkan, bahwa kegiatan ini untuk membudayakan literasi di kota Palu, serta untuk meningkatkan minat baca tulis di kota Palu yang saat ini masih sangat kurang dibandingkan dengan daerah lain. Pada acara pembukaan, ketua panitia pelaksana mengungkapkan bahwa kegiatan ini memiliki target meningkatkan baca tulis ditingkat mahasiswa dan masyarakat umum, serta guna membangkitkan semangat untuk terus berkarya, dan melahirkan penulis-penulis baru.
Seminar yang juga dirangkaikan dengan bedah buku ini dilaksanakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untad pada hari Jumat (21/03), dan dibuka langsung oleh Dekan FKIP. Kegiatan ini menghadirkan pembicara yaitu, Neni Muhidin selaku penulis buku dan inisiator Komunitas Nombaca Palu, kemudian juga dihadiri oleh Abdian Rahman seorang penulis buku Perempuan Dalam Sakaya dan turut serta Muh. Sahril yang merupakan penulis dari buku Terdampar di Pulau Belitung.
Ketika ditanyakan mengapa diberi nama Pustaka Merah Biru, Ketua Silo Langi memberikan penjabaran, merah biru itu sendiri merupakan filosofi warna dari Silo Langi, Silo dalam bahasa Kaili artinya lampu atau penerang, Langi artinya Langit. Di daerah Parigi, silolangi artinya lampu yang digunakan untuk menjaga kebun yang terbuat dari botol minyak dan berukuran besar, maka arti merah itu dari lampu tersebut dan biru dari warna langit.
Semangat Silo Langi sebagai penerang dari lembaga pers mahasiswa tetapi tidak hanya bergerak di media cetak tetapi juga mengadakan pemutaran film, bedah buku, resensi film dan buku, serta menghadirkan film-film alternatif yang cerdas. YLÂ