Pelayanan prima merupakan hal mutlak yang harus dilakukan. Adanya pelayanan prima ini akan menjadikan pengguna merasakan banyak manfaat, di antaranya kecepatan, ketepatan,, dan keramahan dalam pelayanan.
Hal itulah yang mendorong Direktur Program Pascasarjana (PPs) Universitas Tadulako (Untad), Prof. Dr. Ir. Fathurrahman, MP., untuk menerapkan sistem ini di awal kepemimpinannya secara tepat dan menyeluruh.
“Pelayanan prima ini harus dimulai dari tataran program studi. Ibarat costumer service yangharus menjadi pelayan yang baik di lingkungan PPs Untad. Prinsip saya, mahasiswa adalah pelanggan, dan kami menempatkan diri sebagai pelayan para pelanggan itu,†jelas Direktur PPs Untad yang baru genap sebulan menakhodai PPs Untad.
Sekait dengan prinsip itu, Prof. Fathurrahman terus mengingatkan dan menekankan kepada pihak program studi dan pegawai agar jangan ada mahasiswa yang datang dua kali hanya untuk mengurus masalah yang sama. Hal ini, jelas Prof. Fathurrahman, tentu sangat tidak berkaitan dengan prinsip utama pelayanan prima.
“Pelayanan prima ini merupakan tuntutan Dikti sesuai dengan konsep pendidikan. Insya Allah ke depan, mahasiswa sebagai pelanggan akan merasakan kenyamanan dan berbagai dampak positif lainnya terkait dengan penerapan sistem ini,†ujar Prof. Fathurrahman.
Dalam prosesnya, pelayanan prima ini akan dilakukan secara institusi dan personal. Secara institusi, pelayanan prima ini akan dilakukan menyeluruh dan terpadu. Mulai dari tingkat program studi hingga pimpinan PPs Untad. Demikian pula pada tataran pegawai dalam melayani mahasiswa. Secara personal, pelayanan prima ini harus juga diterapkan oleh setiap dosen dalam melayani mahasiswa.
“Pelayanan yang dimaksud intinya adalah setiap dosen harus taat pada peraturan. Salah satunya, tepat waktu memasukkan nilai. Contoh ini merupakan bagian dari sistem. Satu sistem saja yang lambat, maka akan mempengaruhi sistem lainnya. Hal itu tidak boleh terjadi,†tegas Direktur PPs Untad.
Mata rantai sistem itu, lanjut Prof. Fathurrahman, harus terpadu dan terintegrasi serta berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan. Keterlambatan salah satu sistem, salah satunya akan berimbas pada lambatnya pemprosesan EPSBED. Hal inilah, kata Direktur PPs Untad, yang belum banyak dipahami sebagian dosen.
“Jadi ini bukan keinginan pimpinan. Namun, semua ini merupakan tuntutan sistem yang berlaku,†urai mantan Koordinator Program Studi Magister Ilmu-Ilmu Pertanian PPs Untad itu.
Berkaitan dengan pelayanan dosen, Prof. Fathurrahman mengharapkan agar mahasiswa dapat terlayani dengan baik. Satu hal yang patut dipahami, ujar Prof. Fathurrahman, dosen ada karena adanya mahasiswa. Oleh karena itu, secara moral dosen harus meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi mahasiswa.
“Jangan sampai ada dosen yang melayani mahasiswa hanya dengan menggunakan sisa-sisa waktunya. Ini bagian dari kekeliruan yang harus segera ditinggalkan,†pesan Direktur PPs Untad.
Ke depan, ujar Prof. Fathurrahman, dosen yang tidak bisa mengubah paradigma berpikirnya akan diberikan peringatan. Tentu saja, hal ini tidak akan diberlakukan tiba-tiba, karena akan dilakukan sosialisasi secara menyeluruh terlebih dahulu.
“Kamis nanti (13/2, red), kami akan rapat koordinasi dengan seluruh prodi dan pegawai di PPs Untad untuk menyamakan persepsi itu. Kami juga mengundang Pak Rektor untuk memberikan pencerahan terkait dengan visi dan misi yang diusung,†tutup Prof. Fathurrahman. (Tq)