Kembali sebagai Perguruan Tinggi Negeri kebanggaan masyarakat Sulawesi Tengah, Universitas Tadulako (Untad) melepas 746 orang lulusannya pada prosesi Wisuda Lulusan 73 tahun akademik 2013/2014 di Gedung Auditorium Untad, Kamis (19/12).
Pada wisuda ini, lulusan yang dilantik terdiri atas 49 orang lulusan Pascasarjana (Strata Dua.red) dan 697 orang lulusan sarjana Strata Satu dan Diploma. Masing-masing, 218 lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 108 lulusan Fakultas Ekonomi, 76 lulusan Fakultas Hukum, 19 lulusan Fakultas Teknik, 28 lulusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 145 lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 35 lulusan Fakultas Pertanian, 34 lulusan Fakultas Kehutanan, 25 lulusan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, dan 9 lulusan Fakultas Peternakan dan Perikanan. Hingga saat ini, jumlah alumni Untad mencapai 44.952 alumni.
Rektor Untad, Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS sebelum memulai pesan almamaternya menyambut dan memperkenalkan tiga mahasiswa asal Uzbekistan. Hadir di wisuda, karena di Uzbekistan mereka belum pernah melihat bagaimana prosesi wisuda itu.
Dalam pesan almamaternya, Rektor Untad menggelorakan semangat perubahan. Hal ini didasarkan pada pesan almamaternya setahun silam (Desember 2012.red) yang mengangkat topik “Penumbuhan Etika Akademikâ€. “Topik tersebut amat relevan yang dilakoni Dewan Profesor Untad perihal etika Dosen yang dipaparkan konsiderannya dalam rapat terbatas (23/11) laluâ€, ungkap Rektor.
Etika Akademik Dosen, lanjut Rektor, tidak ditujukan kepada orang per orang melainkan bagaimana setiap dosen terlindungi dari hal-hal yang tidak berkepatutan dari dimensi akademik saat menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Sebuah obsesi dengan mengapit visi Untad yang unggul dalam pengabdian masyarakat tahun 2020, ia mengatakan diperlukan Quest for Excellence (pencarian untuk keunggulan) dengan target praktis. Target praktis itu yakni setidaknya sepuluh tahun setelah visi Untad terwujud, mengubah Untad menjadi World Class University tahun 2030.
Kepada wisudawan, Rektor berpesan agar jangan menjadikan momen ini sebagai ajang penghapusan atas derita dan kepedihan yang pernah dilalui dan dirasakan saat menuntut ilmu. “Hari ini (19/12.red) merupakan sisa waktu bagi kalian untuk berbuat yang terbaik dan bermakna. Karena orang paling kurang beruntung adalah alumni yang tidak pernah menghargai sisa waktu digenggamannyaâ€, kata mantan Dekan Fakultas Pertanian ini.
“Tumbuhkan semua potensi, dan tetap bangga sebagai mutiara tadulako. Mutiara yang selalu memancarkan kemilau kebajikan kapanpun dan dimanapun kalian beradaâ€, pesannya.
Sementara itu, Gubernur Sulteng dalam sambutannya disampaikan Kepala Bappeda Sulteng, Prof Dr rer Patta Tope. Gubernur mengaku bangga dengan Untad yang terus menghasilkan lulusan yang siap menjadi abdi negara pada umumnya dan Sulteng pada khususnya.
Gubernur juga berharap kepada lulusan  agar ilmu yang diperoleh selama kuliah senantiasa dijadikan basis untuk memperdalam dan menggali ilmu pengetahuan lainnya. Karena katanya, tidak istilah selesai dalam belajar, yang ada hanya long life education atau belajar sepanjang hayat.
Kebahagiaan wisuda hari itu juga semakin sempurna dengan hadirnya Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr Haryono Umar MSc Ak memberikan inspiring speech kepada wisudawan. Dalam pidatonya, ia memberikan motifasi agar tidak menunggu lima tahun lagi, tapi berbuatlah di masyarakat setahun mendatang.
“Tidak menutup kemungkinan, akan muncul lulusan di dalam gedung ini seorang gubernur atau presiden sekalipunâ€, tegasnya.
Tidak hanya wejangannya, mantan komisioner KPK ini juga mengajak kepada lulusan untuk menghadirkan tsunami korupsi untuk para koruptor. “Kuncinya, iplementasikan ilmu yang telah kalian dapatkan karena ilmu itu ditunggu oleh bukan hanya  masyarakat Palu, tapi masyarakat Indonesiaâ€, ucap Irjen.
Pada momen wisuda kali ini ducoteroofingandconstruction, juga diisi dengan orasi ilmiah oleh Prof Ir Burhanuddin Sundu MSc Agr PhD. Dosen Fapetkan Untad ini mengangkat judul “World Class University: antara Tantangan dan Obsesiâ€.
Menurutnya, jalan menuju WCU bukan hanya soal anggaran dan waktu, tetapi banyak hal yang harus dilakukan. Hal penting tersebut yakni, internasionalisasi institusi, insentif untuk publikasi dan paten, kelas internasional, membangun prodi pascasarjana dengan proporsi mahasiswa 35 s.d 65 persen, pembangunan laboratorium yang canggih.
Dua orang yang dinobatkan sebagai wisudawan terbaik. Untuk wisudawan terbaik program pascasarjana diraih Flonia Kaunang SE MM dari prodi Manajemen dengan IPK 3,81 masa studi 1 tahun 11 bulan. Sedangkan wisudawan terbaik program sarjana diraih Imaduddin SE dari prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dengan IPK 3,90 masa studi 3 tahun 11 bulan.