Pertumbuhan perekonomian suatu negara akan terbangun oleh aktivitas ekonomi yang di lakukan secara aktif oleh masyarakat nya. Mengingat penting nya peran setiap individu dalam membangun peradaban ekonomi, BEM Fakultas Ekonomi Untad bersama Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI) menggelar Seminar Lokakarya Nasional dengan tema “Membangun Peradaban Baru Ekonomi Bangsa” pada Selasa (6/12) pagi bertempat di Theater Room Universitas Tadulako.
Rektor Untad dalam sambutan nya menyambut hangat para peserta Seminar yang berasal dari ISMEI se Indonesia.
“ Seminar Lokakarya kali ini merupakan wadah Silaturahim yang sangat baik antar BEM Fakultas Ekonomi se Indonesia untuk saling bertukar opini dan gagasan tentang pembangunan ekonomi bangsa. Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang di gelar oleh BEM Fakultas Ekonomi Untad karena tentu saja membutuhkan kerjasama tim yang kuat untuk menyelenggarakan acara ini. Semua ini merupakan proses pembelajaran untuk mahasiswa sebelum nanti nya akan terjun di tengah masyarakat.” Ujar Prof. Basir.
Seminar Lokakarya turut menghadirkan beberapa pemateri seperti Dr. Abdul Rachman Thaha SH MH selaku Ketua PERMUSI Sulawesi Tengah, Muh Hadi Nainggolan selaku President Director GIGroup – National Vice President JCI Indonesia dan Founder Graha Inspirasi serta Perwakilan dari Kapolda Sulawesi Tengah.
Dalam materi nya, Dr. Abd Rachman Thaha memaparkan mengenai peran politik dalam membentuk suatu perekonomian bangsa.
“ Pengaruh Politik memberikan andil yang besar terhadap suatu Negara dalam pergerakan Ekonomi, Keamanan dan Suhu Politik. Sehingga produk yang di hasilkan oleh kebijakan politik banyak memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan Negara termasuk dalam bidang ekonomi. Oleh karena itu, Masyarakat yang Kreatif menjadi penting untuk ikut berpolitik dan berperan membangun peradaban baru Ekonomi Indonesia.” Jelas Dr. Rahman Thaha.
Pada kesempatan yang sama, M Hadi Nainggolan selaku salah satu pemateri menuturkan tentang tantangan terbesar bangsa Indonesia dalam membangun peradaban baru ekonomi.
“ Salah satu tantangan terbesar bangsa kita dalam membangun ekonomi adalah masih tinggi nya kesenjangan ekonomi. Berdasarkan data BPS RI Maret 2017 yang di ukur oleh Gini Rasio, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia adalah 0,393. Arti nya 1 % orang kaya yang ada di Indonesia menguasai 50% aset dalam negeri. Sedangkan 1,25% Rekening Bank Orang Kaya di Indonesia memegang kendali 85 % jumlah uang yang ada di Negara ini. Sehingga dapat di lihat bahwa masih sedikit orang yang memiliki kekuatan secara ekonomi di Indonesia. Mendorong peningkatan wirausaha adalah salah satu cara untuk semakin mengerakan perekonomian kita, sungguh ironis karena hampir 98 persen lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih bercita cita menjadi pegawai saja.” Jelas Pak Hadi Nainggolan.
Beliau juga menambahkan bahwa berdasarkan data 2011-2012 Indonesia masih berada di level 1.56 % dalam pertumbuhan Wirausaha jika di bandingkan dengan Singapura yang berada di 7.20%, Malaysia 5.00%, Korea Selatan 4.00% dan Thailand 4.10%. Mengejar ketertinggalan tersebut dapat memberikan kontribusi yang besar dalam peradaban baru perekonomian Indonesia.
Di temui di akhir acara, Syahrul Andi Ramadhan selaku Mahasiswa akuntansi 2015 sekaligus Ketua BEM Fakultas Ekonomi Untad menuturkan bahwa para peserta seminar berasal dari berbagai perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dari berbagai Universitas di Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Selain itu acara akan di lanjutkan dengan acara Lokakarya di Fakultas Ekonomi hingga tanggal 7 Desember nanti. AA