Keberadaan danau-danau purba di dunia merupakan kekayaan alam yang perlu dijaga kelestariannya sebab danau-danau tersebut memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah dan juga merupakan penyumbang air tawar terbesar di dunia. Itulah mengapa keberadaanya sangatlah penting bagi kehidupan umat manusia. Dari beberapa danau purba di dunia, Sulawesi memiliki tiga diantaranya, yakni danau Poso, danau Matano dan danau Towuti.
Hal tersebut dipaparkan oleh Proffesor G.D Haffner dari University of Windsor,Kanada pada seminar Internasional berjudul Potential Conservation of Sulawesi Ancient Lakes For Human Welfare yang digelar oleh International Office pada Jumat (13/1) bertempat di Confrence Hall,IT Center,Universitas Tadulako (Untad).
Acara yang dibuka oleh Wakil rektor Bidang Perencanaan dan Pengawasan ,Prof Ir Andi Lagaligo Amar MSc, Agr. PhD ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa serta tamu undangan lainnya. Prof. Ir. Marsetyo, M.Sc. Ag, Ph.D, selaku Ketua Panitia dan Kepala International Office Untad menuturkan bahwa tujuan di adakannya seminar ini adalah untuk menjalin dan meningkatkan kerjasama antara Untad dengan perguruan-perguruan Tingg luar negeri, khususnya dalam bidang penelitian.
Selain Prof. G.D Haffner dari University of Windsor, pemateri dalam seminar ini adalah Dr.Ir.Fadly Y Tantu dari Universitas Tadulako serta Paul B Hamilton yang merupakan peneliti dari Canadian Museum of Nature. Sementara Moderator dalam seminar ini yaitu Dr.Ir Jusri Nilawati, M.Sc.
Dalam pemaparannya Dr. Ir Fadly Tantu M.Si menjelaskan bahwa danau-danau purba yang ada di Sulawesi ini menyimpan begitu banyak keanekaragaman dan hewan-hewan endemik yang masih jarang diteliti oleh para ilmuwan lokal.
“Sulawesi memiliki keunikan biodiversitas yang luar biasa, namun kita masih jarang mengetahuinya, justru peneliti-peneliti luarlah yang datang meneliti di sini dan memperoleh nama atas apa yang ada di daerah kita sendiri” Lebih lanjut Dr.Fadly Y Tantu mengharapkan agar kedepannya akan lahir ilmuwan-ilmuwan dari Untad, baik dosen maupun mahasiswa yang akan meneliti lebih dalam mengenai biodiversitas endemik di Sulawesi.
Sementara itu Paul B Hamilton, kurator dan ilmuwan dari Canadian Museum of Nature menjelaskan tentang sejarah terbentuknya danau purba dan pengaruh diatom terhadap pembentukan biodiversitas.
“Diatom sangat penting karena memproduksi banyak energy dan makanan yang dibutuhkan oleh rantai makanan, dengan adanya diatom di suatu danau maka akan terbentuk kehidupan yang kompleks di danau tersebut, itulah mengapa diatom amatlah penting untuk dipahami” terang Paul.
Para pemateri berharap dengan adanya pemahaman tentang keberagaman biodiversitas endemik dan pentingnya konservasi danau-danau purba yang ada di Sulawesi, maka akan semakin banyak penelitian dan kerjasama yang akan dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan lokal khususnya ilmuwan yang berasal Universitas Tadulako.
“Kami berharap akan semakin banyak penelitian yang nanti dilakukan di danau-danau potensial ini, semoga Universitas Tadulako bisa bekerjasama dengan kami” kata Proffesor G.D Haffner di akhir materinya.
Penulis : Riska Fitrah Sari/ Humas Untad
Dokumentasi : Arba Arief/ Web Design Untad