Sepuluh mahasiswa yang mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (Permata) di Universitas Tadulako (Untad) resmi dilepas untuk kembali ke perguruan tinggi masing-masing oleh Rektor, Prof Dr Ir H Muh Basir Cyio SE MS. Pelepasan mahasiswa Permata itu dilakukan di Ruang Rektor, Lantai IV Rektorat Untad, pada Rabu (4/1), saat kesepuluh mahasiswa itu datang berdiskusi sekaligus berpamitan kepada Rektor Untad.
Prof Basir Cyio menyampaikan kepada mahasiswa Permata yang datang berpamitan itu agar dapat terus bersemangat dalam menempuh pendidikan saat kembali ke perguruan tinggi masing-masing. Mahasiswa yang telah mengikuti Permata, ujar Rektor, telah membuktikan diri sebagai mahasiswa yang rela berkorban demi perjuangan dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
“Kurang lebih hampir enam bulan lamanya kalian rela meninggalkan keluarga dan orang-orang terkasih untuk mengikuti Program Permata dan berkuliah di Untad ini. Ini tentu sebuah pengorbanan dan pembuktian diri kalian yang gigih dalam menempuh pendidikan. Jadikan ini sebagai pengalaman indah bagi diri kalian masing-masing,” pesan Rektor.
Prof Basir Cyio menyampaikan pengalaman yang didapatkan di Untad harus dijadikan sebagai sebuah pengalaman untuk menjejak masa depan yang lebih cerah. Pengalaman yang dimaksud, ujar Rektor, baik pengalaman baik maupun yang kurang berkenan harus dikenang oleh mahasiswa Permata sehingga yang baik dapat dilakukan, dan yang tidak baik dapat dijadikan pembelajaran agar tidak melakukannya saat terjun dalam dunia masing-masing.
Dalam kesempatan itu, mahasiswa Permata mengajukan pertanyaan kepada Rektor terkait masa enam bulan yang harus mereka lalui di Untad. Menanggapi pertanyaan itu, Prof Basir Cyio menjelaskan bahwa enam bulan yang dimaksud itu merupakan terminologi untuk menjelaskan satu semester yang harus ditempuh oleh mahasiswa Program Permata.
Saat ini, mahasiswa Program Permata di Untad telah melalui proses itu. Bahkan, sebagian mahasiswa sudah ada yang selesai ujian dan diberikan nilai di program studinya. Untuk itu, terkait kepulangan sebelum menjalani masa enam bulan, Rektor mempersilakan kepada mahasiswa yang urusan ujiannya telah selesai.
“Jadi yang dimaksud enam bulan itu adalah terminologi dari satu semester. Saat ini memang ada beberapa dari kalian yang sedang menjalani ujian akhir semester, sebagian lain sudah selesai dan nilainya sudah ada. Nah, jika sudah ada yang akan pulang, tentu saja sudah bisa. Untuk transkrip nilai satu semester di Untad, akan kami kirimkan menyusul ke perguruan tinggi masing-masing,” jelas Rektor.
Rektor menambahkan, Ia mempersilakan mahasiswa Program Permata untuk kembali ke perguruan tinggi asal bukan tanpa alasan. Ini karena saat ini sudah bulan Januari, dan tidak lama lagi akan memasuki masa semester genap.
“Registrasi di perguruan tinggi itu kan tidak sama. Ada yang nanti awal Februari, tetapi ada juga yang pertengahan atau akhir Januari. Olehnya, sebagai bentuk kepedulian kami agar anak-anakku ini dapat mengikuti proses registrasi di perguruan tinggi asalnya, kami membolehkan jika sudah ada yang ingin kembali jika urusan di sini sudah selesai. Untuk daftar nilai, sekali lagi saya sampaikan, akan kami kirimkan segera ke perguruan tinggi masing-masing,” ujar Prof Basir Cyio.
Sepuluh mahasiswa Program Permata di Untad itu adalah Hefinka Anevia Nurul Hidayah dari Universitas Airlangga, Zahra (Universitas Mataram), Virdi Sabrina Malacca (Universitas Mataram), Muzamil (Universitas Mataram), Novalina Agriyani (Universitas Mataram), Fadhillah Eka Putri (Universitas Mataram), Dodi Kosadi (Universitas Mataram), Sudirman (Universitas Syiah Kuala), Fahrul Razi (Universitas Syiah Kuala), dan Sri Andini (Universitas Syiah Kuala). (tq)