522 Beswan Djarum, sebutan penerima Djarum Beasiswa Plus angkatan 2015/2016 mengikuti Nation Building mahasiswa berprestasi Nusantara, selama 5 hari di Kota Semarang. Mereka terdiri dari 34 provinsi yang berasal dari 86 perguruan tinggi di Indonesia. Termasuk di dalamnya Universitas Tadulako.
Ialah sukriadi dan Muthiazahra yang merupakan mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika angkatan 2013 menjadi Beswan Djarum tahun ini. Mereka berdua menjadi bagian dari Nation Building yang digelar oleh Djarum foundation, divisi Djarum Bakti Pendidikan.
Pada kesempatan itu, mereka berdua mengikuti diskusi kebangsaan, cultural visit dan pergelaran seni Malam Dharma Puruhita yang merupakan kegiatan puncak acara Nation Building yang digelar setiap tahunnya pada bulan November. Pada tahun ini, tema yang diangkat ‘’Pesona Negeri Manise’’.
Pesona Negeri Manise adalah persembahan anak-anak bangsa berprestasi, yang tak lain adalah Beswan Djarum, melalui drama, tari, dan musik. Persembahan indah ini bercerita tentang sejarah perjuangan rakyat Maluku dari zaman penjajahan Portugis hingga kemerdekaan Indonesia di tahun 1945.
Menurut keterangan salah seorang Beswan Djarum Untad, Muthiazahra kegiatan singkat yang diikutinya bersama Uki, sapaan Sukriadi membawa pengalaman serta semangat baru bagi dirinya. ‘’Selama di sana, ada banyak aktifitas yang kami lakukan. Membuat saya belajar banyak hal.’’ Ungkapnya.
‘’Awalnya, para beswan latihan teater dan choir untuk perhelatan Malam Dharma Puruhita. Setelahnya, mengikuti Talkshow Kebangsaan yang menghadirkan narasumber pak Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah, Inayah puteri bungsu gusdur, dan Arif dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Mengikuti Cultural Visit.’’ Imbuhnya.
‘’Kudus menjadi destinasi cultural visit, kota dimana kretek ditemukan dan merupakan asal PT. Djarum dirintis. Di Kudus, kami mengunjungi salah satu pabrik rokok di Honggosoco. Selanjutnya rombongan mengunjungi taman Oasis “Kretek Factory” yang di dalamnya terdapat miniatur globe, duplikasi piala tomas cup, uber cup dan rumah adat Kudus. Di sana pula, kami di jelaskan tentang pengelolaan limbah air tembakau menjadi air bersih dan kompos. Untuk mengakhiri perjalanan di Kudus, para beswan mengunjungi gedung olahraga bulu tangkis djarum dan belajar membatik.’’ Jelas Muthia. Ly