Berdiri sejak tahun 1981 dengan status Perguruan Tinggi Negeri yang berkedudukan di Kota Palu Sulawesi Tengah. Universitas Tadulako yang sebelumnya merupakan Perguruan Tinggi dengan status Swasta pada tahun (1963-1966) dan dalam kurun waktu 15 tahun Universitas Tadulako berstatus Cabang (1966-1981). Sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri di Sulawesi Tengah, Universitas Tadulako telah melahirkan 45.467 alumni almamater Untad pada pelaksanaan Wisuda ke 75 pada tanggal 26 Juni 2014.
Pada hari, Senin (18/08/14) diselenggarakan Rapat Senat Akademik Terbuka Luar Biasa Dalam Rangka Dies Natalis ke–33 Universitas Tadulako yang dihadiri langsung oleh Bapak Gubernur Sulawesi Tengah Drs.H. Longki Djanggola, M.Si selaku ketua kehormatan Dewan Penyantun. Selain itu juga hadir Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah dan Kapolres Palu, juga Muspida Sulawesi Tengah, juga hadir ketua, wakil ketua dan anggota Dewan Pertimbangan, SPI, Dewan Guru Besar Untad, Komisi Senat Akademik Untad, seluruh Lembaga, Biro, UPT, Tenaga Pendidik, staf serta mahasiswa-mahasiswi keluarga besar Universitas Tadulako.
Dies Natalis yag diselenggarakan di gedung Auditorium Universitas Tadulako berlangsung khidmat, dalam kesempatan tersebut Rektor Universitas Tadulako, Bapak Prof.Dr.Ir. Muhammad Basir, S.E., M.S. dalam pidatonya menyampaikan, “ kita hadir di masa ini karena ada masa yang ditinggalkan oleh para pendahulu kita. Itulah sebabnya, saya senantiasa mengumandangkan terminologi “Lintas Generasi†yang bermaknakan bahwa bagi kita yang masih sehat dan menerima estafet kepemimpinan, hendaknya tidak mengabaikan dan melupakan generasi terdahulu yang masih memiliki semangat untuk berkarya. Kita harus bukakan ruang dan beri waktu bagi mereka. Jangan tutup pintu masuk untuk mengabdi dan jangan halangi derap langkah mereka untuk memberi pemikiran.†|
Beliau juga menambahkan, “ setuju atau tidak, saat yang ada sekarang ini, perlahan tapi pasti, akan menjadi masa silam dimata generasi kita yang akan datang, dan masa silam dimata mereka, kita-kita ini ada di dalamnya. Menghargai orang tua adalah wajib hukumnya, dan didalam diri orang-orang terdidik bukan tempatnya untuk takabur, lupa sejarah, apalagi mendeskreditkan orang lain. Beliau pada masanya sungguh bersepakat agar Universitas Tadulako yang kelak menjadi obor penerang, lampu pemberi sinar, harus lahir dan bertumbuh di Bumi Tadulako tercinta. Modal semangat kebersamaan itulah, PTN yang bernama Universitas Tadulako ini akhirnya menjelma menjadi kenyataan yang mulai diperhitungkan di seantero negeri dan jagad. Dan detik-detik tanggal 18 Agustus 1981 itulah, yang kemudian kita peringati sebagai hari kelahiran Universitas Tadulako sebagai lokomotif kebjikan bagi pengembangan SDM berharkat, bermartabat, dan berkecerdasan.â€
Upacara Dies Natalis yang bertemakan “33 Tahun Untad Hadir Dalam Karya Dan Bhakti Bagi Kejayaan Nusa Dan Bangsa†yang dihadiri Ketua Kehormatan dan Dewan Penyantun yakni Gubernur Sulawesi Tengah, berkenan menyampaikan sambutannya dan mengatakan, “saya bangga dan memberi apresiasi terhadap kemajuan Perguruan Tinggi Negeri Universitas Tadulako Palu, yang kian tahun terus mengalami perkembangan, baik dari kualitas pendidiknya maupun saran dan prasarana pendidikan, karena kita tahun bahwa sistem pendidikan adalah sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah untuk berkembang menjadi manusia yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.†YL